PORTALMEDIA.ID,MAKASSAR- Perum Bulog Makassar bersama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar menyalurkan bantua beras kepada 42.227 Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Kepala Dinas Ketahanan Pangan kota Makassar Mahyuddin menjelaskan bantuan yang disalurkan merupakan cadangan beras dari pemerintah pusat yang disalurkan melalui Badan Pangan Nasional ke Kabupaten/kota.
"Penerima berlaku untuk bulan September, Oktober, November perbulan mereka terima 10 Kg. Ini merupakan bantuan sosial graris." Ungkap Mahyuddin saat di wawancarai di Perum Bulog Makassar , jln Urip Sumoharjo Kota Makassar, Rabu (13/9/2023).
Baca Juga : Kapolda Sulsel Puji Pemasangan Ribuan CCTV Pemkot Makassar di Lorong-lorong
Penyaluran bantuan beras akan di salurkan ke 15 kecamatan atau 42.227 Kepala Keluarga (KK) yang penyalurannya dilakukan secara bertahap dimulai dari Kecematan Mariso.
"Untuk penyaluran tahap pertama kecematan Mariso yang dimulai hari ini, terus berjalan nantinya sampai 15 kecamatan. Penyalurannya berlangsung selama satu sampai 2 minggu. Sasaran penyalurannya yang sudah ada by name by addrres (satu data) dari Bapanas dan Kementerian Sosial." ungkap Mahyuddin.
Sementara itu, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengatakan bahwa stok beras di Makassar aman hingga akhir tahun 2023 ini.
Baca Juga : Jalankan Program Grebek Stunting, Fatmawati Gencar Lakukan Kunjungan
"Kami imbau kepada masyarakat bahwa stoknya cukup sampai Desember jadi jangan ada panic buying. Pemkot Makassar, Bulog, Pemprov, Forkopimda bahu-membahu mengawal ini," kata Danny sapaan akrabnya.
Danny menambahkan cadangan beras yang ada di kantor cabang Makassar kurang lebih ada 5 ribu ton. Olehnya kondisinya stabil meski masuk dalam musim kemarau.
Sementara itu, dalam monitoring inflasi beras merupakan salah satu komoditas yang mengalami kenaikan.
Baca Juga : Pemkot Makassar Raih Empat Penghargaan Nasional Dalam Sepekan
Meski begitu, dia mengaku lebih tenang lantaran stok beras yang memadai hingga Desember.
"Jangan khawatir, stok cukup. Jangan panik karena kalau panik bisa menimbulkan harga yang tinggi dan inflasi yang tinggi," ucap Danny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News