PORTALMEDIA.ID,MAKASSAR- Dua dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIPOL) Universitas Sawerigading (UNSA) Makassar menggelar Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Sabtu, 16 September di Desa Panaikang Kecamatan Minasa Tene Kabupaten Pangkep.
UNSA Makassar di bawah pimpinan Rektor Prof. Dr. A. Melantik Rompegading , S.H., M.H., juga sangat mendukung setiap kegiatan civitas akademika termasuk PKM yang digelar para dosen sebagai wujud dalam penerapan Tridharma Perguruan Tinggi.
PKM yang digelar di lokasi KKN mahaisswa angkatan 26 ini mengangkat tema 'Upaya Mendeteksi Hoax Jelang Pemilu dan Pilkada 2024' menghadirkan dua dosen muda Sosiologi UNSA sebagai narasumber.
Baca Juga : Gendeng PLN, Mahasiswa KKN Unsa Makassar Salurkan Bantuan Listrik Gratis di Desa Kabba Pangkep
Yakni Rahma Amin, S.Sos.,M.Si., dengan materinya Mengidentifikasi Informasi Hoax Jelang Pemilu dan Pilkada 2024, sementara Nurfadillah,S.Sos.M.Ag, memperkenalkan kepada warga cara memeriksa fakta di media sosial dengan materinya Periksa Fakta di Media Sosial.
Kepala Desa Panaikang Muh Arif SE mengatakan, materi yang disosialisasikan kepada aparat desa dan warga di Panaikang sangatlah penting, sebagai upaya menangkal informasi bohong yang bersebarang di media sosal.
"Ini juga akan membuat kita lebih bijak menggunakan media sosial dengan perangkat Hp yang kita miliki, agar kita tidak sembarang menyebar informasi yang berpotensi kita dijerat hukum,"kata Muh Arif saat memberikan sambutan.
Baca Juga : Internasional Community Service, Kolaborasi Prodi Manajemen Unismuh dengan Mitra Luar dan Dalam Negeri
Apalagi kata Muh Arief jelang Pilkada dan Pemilu 2024 mendatang, akan banyak informasi-informasi yang berpotensi menyesatkan dan membingungkan masyarakat. Olehnya penting untuk warga mengetahui cara dan teknik mendeksi apa yang mereka lihat dan baca di internet.
Sementera Rahma Amin, S.Sos.,M.Si.,dalam ulasannya mengatakan informasi bohong atau yang sering disebut sebagai hoax yang kerap beredar di media sosial terdiri dari dua bentuk yakni misinformasi dan disinformasi.
"Misinformasi ini ketika orang yang menyebarkan informasi itu tidak tahu yang dia sebar adalah salah, sementara disinformasi adalah orang yang membagikannya itu tahu kalau yang dia sebar itu salah,"jelasnya.
Baca Juga : Bangun Kerjasama Antar PT, Rektor UNSA Makassar Terlibat Aktif di Pertemuan International Guest Lecture
Dalam materinya tentang tools yang dapat digunakan untuk memeriksa fakta di media sosial, Nurfadillah S.Sos.,M.Ag memperkenalkan beberapa bentuk cara yang dapat digunakan untuk mengecek kebenaran suatu informasi kepada warga.
" Paling sederhana yang bapak/ibu bisa lakukan adalah dengan melakukan saring sebelum informasi itu di bagikan, verifikasi, dan posting yang penting saja,"jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News