PORTALMEDIA.ID - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron dikritik keras oleh salah satu anggota DPR terpilih periode 2024-2029 dari Fraksi PDIP, Tia Rahmania saat berbicara soal integritas.
Gufron menjadi pembicara dalam acara Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan bagi Calon Anggota DPR periode 2024-2029 yang digelar Lemhanas RI.
Ia bicara soal isu dan dampak korupsi bagi Indonesia. Gufron juga menyinggung soal kebiasaan menerima hadiah di kalangan penyelenggara negara.
Baca Juga : Tiga Direktur KPK Ditunjuk Jadi Penjabat Kepala Daerah, Satu Dilantik Hari Ini
Gufron mengatakan tanda terima kasih kerap dianggap sebagai budaya timur. Padahal, terima kasih bisa dibilang budaya timur jika dilakukan antar tetangga, bukan penyelenggara negara.
"Kalau antar anak bangsa tapi kalau antar rakyat kepada pemerintah yang melayaninya, melayani kemudian pemerintahnya baik dan kemudian diberi hadiah mau, itu tetap tidak boleh. Karena kita sudah digaji untuk berdedikasi melayani rakyat," kata Gufron dikutip dari Youtube Lemhanas RI, Selasa (24/9/2024).
Kemudian, ia menjelaskan soal jenis korupsi yang terdiri dari petty corruption, grand corruption, dan political corruption.
Baca Juga : MAKI Minta Prabowo Batalkan Surat Jokowi Tentang Pimpinan KPK
Belum selesai Gufron menyebutkan jenis-jenis korupsi, Tia Rahmania pun melakukan interupsi. Tia mengaku kesal dengan materi yang disampaikan Gufron dalam acara tersebut.
"Ini saya makin enek soalnya, pusing saya. Izin ya Pak Nurul Ghufron yang terhormat yang merupakan pimpinan KPK kita yang luar biasa. Kalau kata psikologi ini terjadi disonasi kognitif di kepala saya, artinya terjadi konflik di dalam batin saya," kata Tia.
Tia mulanya berharap Lemhanas menghadirkan pemateri-pemateri yang luar biasa di mana dapat memberi modal untuk bekal lima tahun ke depan.
Baca Juga : KPK Ingatkan Menteri Kabinet Merah Putih Lapor LHKPN
"Izin perkenalkan diri saya Tia Rahmania, PDI Perjuangan, (dapil) Banten 1. Kenapa saya tidak membuka jaket ini karena KPK ini lembaga yang didirikan oleh Presiden kelima Republik Indonesia, Ketua Umum kami, Ibu Megawati Soekarnoputri," ujarnya.
Tia menyarankan agar Gufron berbicara terkait kasus-kasus yang menjeratnya ketimbang soal teori korupsi.
"Pak Nurul Ghufron yang terhormat, daripada Bapak bicara teori seperti ini, kita semua tahu negara ini berada dalam kondisi tidak baik-baik saja. Mending Bapak bicara kasus Bapak bagaimana Bapak bisa lolos Dewas, Dewan Etik, kemudian di PTUN sukses. Bagaimana kasus Bapak memberikan rekomen pada ASN, bagaimana kasus-kasus Bapak yang lain bisa lolos. Mohon maaf Pak, Bapak bukan produk dari kami," tegas Tia.
Baca Juga : Tiga Direktorat Baru di Kortastipikor Polri Perkuat Pemberantasan Korupsi
Tia lantas memutuskan untuk keluar dalam acara tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News