0%
Rabu, 21 September 2022 21:20

WALHI Sulsel Minta Penataan DAS Jeneberang Tidak Menggusur Warga

Penulis : Reza Rivaldi
Editor : Rasdiyanah
View Sungai Jeneberang. Foto; dok WALHI
View Sungai Jeneberang. Foto; dok WALHI

WALHI Sulsel meminta rencana penataan Daerah Aliran Sungai (DAS) Jeneberang tidak akan menganggu aktivitas ekonomi masyaratakat yang sebelumnya telah ada di kawasan tersebut.

PORTALMEDIA.ID, MAKASSAR - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulsel meminta Pemerintah Kabupaten Gowa dan Balai Besar Wilayah Sungai BBWS (BBWS) Pompengan Jeneberang tidak melakukan penggusuran terhadap masyarakat yang bermukim dan mencari hidup di sekitar kawasan Bendungan Bili-Bili.

Sikap dan permintaan ini disampaikan Direktur WALHI Sulsel, Muhammad Al Amin melalui pernyataan pers usai Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan, menggelar pertemuan dengan BBWS Pompengan Jeneberang.

"Saya berharap penataan DAS (Daerah Aliran Sungai) Jeneberang tidak mengorbankan warga, tidak menggusur masyarakat yang selama ini mencari hidup dan bermukim di kawasan Bendungan Bili-Bili," ujar Amin, sapaan akrabnya, Rabu (21/9/2022).

Baca Juga : 86,86% Masyarakat Gowa Puas Kinerja Adnan-Kio

"Karena pada dasarnya masyarakat tidak pernah berkontribusi negatif terhadap DAS Jeneberang maupun Bendungan Bili-Bili," sambung Amin. 

Amin menambahkan bahwa keberadaan masyarakat di kawasan Bendungan Bili-Bili telah memberi kontribusi yang positif bagi ekonomi Kabupaten Gowa. Selain itu, masyarakat selalu memperhatikan kondisi lingkungan di sekitar tempat usaha mereka.

"Perlu diketahui oleh Bupati Gowa dan Kepala BBWS Pompongan Jeneberang, bahwa saat ini terdapat 37 pemilik lesehan yang menggantungkan hidup di sekitan Bendungan Bili-Bili. Bayangkan kalau setiap lesehan mempekerjakan 4 orang, maka ada 120 an orang yang hidup dari usaha tersebut," katanya. 

Baca Juga : Adnan Purichta Ajak Pemilih Pemula Kabupaten Gowa Gunakan Hak Pilihnya di Pemilu 2024

Selain itu, terkait masalah lingkungan, lanjut Amin, WALHI Sulsel bersama YPL Sulsel saat ini juga sedang menajalankan program pengelolaan sampah terpadu di kawasan Bendungan Bili-Bili. Kami dan pemilik lesehan sedang bekerja untuk mengumpulkan sampah-sampah plastik lalu menjualnya ke pabrik pengolahan sampah plastik.

"Untuk masalah sampah makanan, masyarakat sedang mengembangkan tempat sampah organik, di mana ke depan tidak akan ada lagi masyarakat yang membuang sampah makanan mereka, karena dimasukan ke dalam drum dan diurai oleh magot, jadi masalah lingkungan bukan alasan untuk memindahkan warga," katanya. 

Siap Dampingi Masyarakat

Amin melanjutkan bahwa dirinya bersama masyarakat di sekitar Bendungan Bili-Bili mulai khawatir dengan rencana penataan DAS Jeneberang, ia mulai menduga salah satu agenda penataan adalah penggusuran masyarakat

Baca Juga : Walhi Sulsel Ungkap Sejumlah Catatan Buat Presiden Jokowi

"Oleh karena itu, bila prediksi kami benar, maka kami akan mendampingi masyarakat di sekitar kawasan Bendungan Bili-Bili agar tidak digusur dan dipindah paksa oleh pemerintah," tutup Amin. 

Untuk diketahui bahwa Bupati Gowa sebelumnya menyatakan bahwa dirinya mendukung Kepala BBWS Pompengan Jeneberang untuk menata DAS Jenebrang, salah satunya merelokasi pemilik lesehan yang selama ini menjadi dampingan WALHI Sulsel dalam program pengelolaan sampah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Redaksi Portal Media menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp 0811892345. Pastikan Anda mengirimkan foto sesuai isi laporan yang dikirimkan dalam bentuk landscape

karangan bunga makassar

Berikan Komentar