PORTALMEDIA.ID, MAKASSAR - Kementrian Kesehatan (Kemenkes) menunjuk Yayasan Kasih Suwitno (YKS) untuk memberikan bantuan teknis mentoring dalam rangka akselerasi program HIV/AIDS untuk periode 2022- 2023. Program ini akan dilaksanakan di lima provinsi, yakni Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan (Sulsel).
Khusus di Sulsel sendiri, ada enam kabupaten kota yang masuk program ini. Yakni Makassar, Jeneponto, Bone, Parepare, Sidrap, dan Palopo.
Atas dasar itu, YKS menggelar sosialisasi dukungan dan indikator Technical Assistance (TA), mentoring serta melakukan pertemuan koordinasi antar unit pelayanan untuk mengoptimalkan capaian program, di Makassar, Sabtu, 26 November 2022.
Baca Juga : Tersebar di 17 Provinsi, 94 Petugas Pemilu Meninggal Dunia
Koordinator YKS Provinsi Sulsel, Andi Akbar Halim, mengatakan, program TA akan dilakukan di kabupaten/kota dengan maksimal 14 Puskesmas setiap daerah.
"Ini kan kita mulai di Oktober 2022 dan akan berakhir di Desember 2023. Ada kurang lebih 15-16 bulan program ini akan dijalankan," ujarnya.
Ia berharap, tahun depan OJT sudah bisa dilakukan untuk semua Puskesmas yang diusulkan. Karena setiap kabupaten kota maksimal 14 faskes, sehingga totalnya 74 faskes.
Baca Juga : Terus Bertambah, Cacar Monyet di Indonesia Kini Tercatat 14 Kasus
Khusus di Kota Makassar, ada 14 Puskesmas yang diusulkan untuk TA Mentoring Layanan PDP (Pengobatan Dukungan dan Perawatan). Yakni Puskesmas PKM Kapasa, PKM Pattingaloang, PKM Kaluku Bodoa, PKM Toddopuli, PKM Batua, PKM Antang (Sakura), PKM Tamalanrea Jaya, PKM Sudiang Raya, PKM Rappokalling, PKM Pampang, PKM Andalas, PKM Panambungan, PKM Bara Baraya, dan PKM Jongaya.
Akbar menjelaskan, TA baru dimulai di Makassar dan akan segera dilakukan di lima daerah lainnya yang ditargetkan tercapai diperiode 2022-2023.
"Kota Makassar jadi percontohan. Mungkin akan dilakukan juga di lima kota kabupaten yang lain. Karena sesuai jadwal dari rencana kerja, TA mentoring dari YKS ini setiap bulan memang ada pertemuan evaluasi," ungkapnya.
Baca Juga : Waspada Penipuan Berkedok Cek Status Covid-19
Sementara itu, Harfianti Firman selaku Pengelola Program HIV Kota Makassar mengatakan, usulan 14 Puskesmas sebagai program TA karena sebelumnya sudah menjadi tempat pelayanan HIV/AIDS.
"Terdiri dari sembilan Puskesmas yang memang sebelumnya hanya layanan skrining, layanan testing HIV saja baru akan di OJT, baru akan dilatih menjadi layanan pengobatan HIV dan lima diantaranya itu yang sudah ada pasiennya sudah menjalani layanan PDP. Tapi terjadi mutasi, tim dokternya berganti. Jadi dia tetap dilatih kembali tim-tim yang sempat keluar supaya bisa menjalankan program," ungkapnya.
Lebih jauh, Harfianti menambahkan, temuan kasus tahun 2022 meningkat dari tahun sebelumnya. Hal tersebut disebabkan karena penerapan mobile visity.
Baca Juga : 50 Persen Pasien Kanker Alami Masalah Finansial Setelah Jalani Pengobatan Setahun
"Bisa dibilang tantangan kita lagi tahun ini itu kasus meningkat tapi ini menjadi kinerja. Karena apa? Temuan kasus meningkat tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya karena dua tahun sebelumnya itu pandemi. Salah satu yang mendorong kita meningkatkan temuan kasus adalah mobile visity. Lada saat pandemi, mobile visity tidak bisa dilakukan karena kan ada pembatasan sosial," imbuhnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
