Daftar 10 Hacker Legendaris yang Mengejutkan Dunia

ist

tidak semua upaya peretasan itu berbahaya

PORTALMEDIA.ID -- Mencuatnya nama hacker atau peretas Bjorka membuat banyak pihak bertanya-tanya apakah data di Indonesia sudah terjamin keamanannya. Pemerintah menyatakan bahwa klaim Bjorka selaku peretas tidak menimbulkan dampak karena data-data yang dibagikannya adalah data sampah alias dump.

Definisi hacking atau peretasan komputer adalah tindakan mengidentifikasi dan mengeksploitasi kerentanan sistem dan jaringan untuk mendapatkan akses tidak sah ke sistem tersebut. Tetapi ternyata tidak semua upaya peretasan itu berbahaya.

Peretas topi putih dapat bekerja untuk memperbaiki keamanan dunia maya atau sebagai insinyur perangkat lunak sebagai penguji yang mencari kerentanan untuk memperbaikinya. Peretas topi hitam beroperasi dengan niat jahat.

Baca Juga : Penjahat Siber Sebar 411 Ribu Malware Trojan Setiap Hari Sepanjang Tahun 2023

Konon, ada wilayah abu-abu besar yang dihuni oleh aktivis politik dan peretas yang memakai atau masuk ke dalam golongan dua topi itu.

Berikut daftar 10 hacker atau peretas legendaris yang telah mendunia sebagaimana disarikan Beritasatu.com dari situs keamanan data Kaspersky.

1. Kevin Mitnick
Seorang tokoh dalam dunia peretasan di Amerika, Kevin Mitnick memulai karirnya sebagai remaja. Pada tahun 1981, ia didakwa mencuri manual komputer dari perusahaan Pacific Bell. Pada tahun 1982, ia meretas Komando Pertahanan Amerika Utara atau NORAD, sebuah pencapaian yang menginspirasi film War Games yang dirilis tahun 1983.

Baca Juga : Kebocoran 204 Juta Data Pemilih Dinilai Tak Pengaruhi Hasil Pemilu

Pada tahun 1989, ia meretas jaringan Digital Equipment Corporation (DEC) dan membuat salinan perangkat lunak mereka. Karena DEC adalah produsen komputer terkemuka pada saat itu, tindakan ini menempatkan Mitnick di dalam radar pihak berwenang. Dia kemudian ditangkap, dihukum dan dikirim ke penjara. Selama pembebasan bersyaratnya, dia kemudian meretas sistem pesan suara Pacific Bell.

Sepanjang karier peretasan yang dilakukannya, Mitnick tidak pernah mengeksploitasi akses dan data yang diperolehnya. Dipercaya secara luas bahwa dia pernah mendapatkan kendali penuh terhadap jaringan Pacific Bell hanya untuk membuktikan bahwa hal itu bisa dilakukan. Sebuah surat perintah dikeluarkan untuk penangkapannya atas insiden Pacific Bell, tetapi Mitnick melarikan diri dan hidup bersembunyi selama lebih dari dua tahun. Ketika tertangkap, dia menjalani hukuman penjara untuk beberapa tuduhan penipuan kawat dan penipuan komputer.

Meskipun Mitnick akhirnya menjadi peretas baik atau white hat hacker yaitu mereka yang menggunakan keterampilan peretasan untuk mengidentifikasi kerentanan keamanan di perangkat keras, perangkat lunak, atau jaringan. Mitnick dianggap menjadi bagian dari area abu-abu kedua topi. Menurut majalah Wired, pada tahun 2014, ia meluncurkan "Mitnick's Absolute Zero Day Exploit Exchange," yang menjual eksploitasi dari perangkat lunak penting yang belum ditambal (patch) kepada penawar tertinggi.

Baca Juga : Soal Data KPU Bocor, Kemenkominfo Siapkan Sanksi Administratif Bila Terbukti Lalai

2. Anonim
Anonymous memulai peretasan pada tahun 2003 di papan pesan 4chan di forum yang tidak disebutkan namanya. Kelompok ini menunjukkan sedikit organisasi dan secara longgar berfokus pada konsep keadilan sosial. Misalnya, pada tahun 2008 grup tersebut mempermasalahkan Gereja Scientology dan mulai menonaktifkan situs web mereka, sehingga berdampak negatif pada peringkat pencarian mereka di Google dan membanjiri mesin faksnya dengan gambar serba hitam.

Pada bulan Maret 2008, sekelompok "Anons" berbaris melewati pusat Scientology di seluruh dunia mengenakan topeng Guy Fawkes yang sekarang terkenal. Seperti dicatat oleh The New Yorker, sementara FBI dan lembaga penegak hukum lainnya telah melacak beberapa anggota kelompok yang lebih produktif, kurangnya hierarki nyata membuat hampir tidak mungkin untuk mengidentifikasi atau menghilangkan Anonymous secara keseluruhan.

3. Adrian Lamo
Pada tahun 2001, Adrian Lamo yang baru berumur 20 tahun menggunakan alat manajemen konten yang tidak dilindungi di portal Yahoo guna memodifikasi artikel Reuters dan menambahkan kutipan palsu yang dikaitkan dengan mantan Jaksa Agung John Ashcroft. Lamo sering meretas sistem dan kemudian memberi tahu pers dan korbannya. Dalam beberapa kasus, dia akan membantu membersihkan kekacauan untuk meningkatkan keamanan mereka.

Baca Juga : Menkominfo Minta Dugaan Data Bocor DPT Pemilu 2024 Tidak Dipolitisasi

Seperti yang ditunjukkan Wired, Lamo telah mengambil sesuatu terlalu jauh pada tahun 2002, ketika dia meretas jaringan intranet The New York Times, menambahkan dirinya ke daftar sumber ahli dan mulai melakukan penelitian tentang tokoh publik terkenal. Lamo mendapat julukan "The Homeless Hacker" karena dia lebih suka berkeliaran di jalan-jalan dengan hanya membawa ransel dan sering tidak memiliki alamat yang tetap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berikan Komentar
Berita Terbaru