Cerita Boneka Badut dan Kaleng Bekas: Lakon yang Diperjuangkan, Cincin Jadi Pinangan
Beberapa bulan terkahir, jalan-jalan di Kota Makassar diramaikan oleh boneka badut yang berlengga -lenggok sembari membawa speaker musik. Seolah menukar dengan uang, suguhan hiburan pada pengguna jalan ini dibarengi dengan tentengan kaleng kosong sebagai wadah sukarela jika ada yang ingin memberi atau berbagi rupiah dengan nilai berapa saja.
PORTALMEDIA.ID, MAKASSAR - Beberapa bulan belakangan ini, pengguna jalan di Makassar disuguhkan dengan boneka badut yang melenggak-lenggok membawa speaker musik di beberapa titik-titik traffic light. Sebutlah misalnya di titik traffic light depan perumahan BTP, depan Pintu 1 Unhas, dan di Jalan Gunung Bawakaraeng.
Titik-titik lain juga tak alpa dari kehadiran badut penghibur jalan ini, misalnya di beberapa titik yang tim Portalmedia lalui, seperti di Jalan Veteran. Kehadirannya yang ikonik dengan ciri has kostum tokoh kartun yang lucu, seperti Doraemon, Winnie The Pooh, Upin Upin, dll.
Jika traffic light menunjukkan lampu berwarna merah, badut boneka ini lantas mendekati beberapa pengguna jalan sembari memegang kaleng bekas atau kardus kecil sebagai wadah uang receh yang diharapkan dari pengguna jalan. Beberapa badut juga hanya berjoget di pinggir dan meletakkan wadah uangnya di dekat kaki.
Baca Juga : Perkuat Garda Terdepan, Pertamina Gelar Pembekalan Operator SPBU se-Sulsel
Ingin berbagi cerita dengan pejuang boneka badut ini, Portalmedia mencoba menemui salah satu pelakonnya. Wahyu (35) namanya, ia mengizinkan Portalmedia untuk mewawancarainya di tengah kesibukannya "mencari rezeki".
Waktu itu, Selasa (27/9/2022) terik matahari seakan membakar kulit, suasana di pertigaan jalan AP. Pettarani dan Rappocini dipadati oleh kendaraan yang berlalu lalang. Antrean SPBU juga terlihat padat.
Maklum saja, semenjak BBM naik, para pengendara begitu aktif mengisi bahan bakar. Katanya, bensin yang digunakan masyarakat sedikit berbeda dari sebelumnya, selain warna juga konsumsi BBM lebih cepat habis, spekulasi ini menjadi tersebar tanpa batas.
Baca Juga : Insiden di SPBU Bone Jadi Pelajaran, Pertamina Janji Tingkatkan Komunikasi Lintas Budaya Operator
Di sisi lain, tepat depan SPBU samping Tol Layang AP. Pettarani, pandangan teralihkan oleh sosok badut berkostum merah muda (pink). Ia terlihat sedang berfoto dengan beberapa pengendara yang melintasi jalan itu.
Sesekali ia memperagakan gaya lucu yang akan menarik perhatian pengendara. Lalu di lehernya, tergantung sebuah kaleng bekas. Awal mendekatinya, karena memakai kostum pink, yang terlintas di pikiran pelakon dalam boneka tersebut adalah perempuan, namun ternyata sebaliknya.
Wahyu namanya. Ia berasal dari Kota Seribu Sungai julukan pulau Kalimantan. Kedatangannya ke kota daeng bertujuan mengumpulkan pundi-pundi rupiah untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari. Katanya, lewat kaleng bekas itulah ia dapat mengumpulkan uang.
Baca Juga : DEN Bocorkan Jenis Kendaraan yang Masih Bisa Beli BBM Subsidi
"Jadi saya dapat uang dari pekerjaan saya sebagai boneka badut di pinggir jalan. Orang - orang biasa kasih uang seikhlasnya saja kalau ketemu dan dimasukkan ke kaleng ini," ucap Wahyu saat ditanyai oleh portalmedia.id.
Dalam sehari, Wahyu biasanya mengumpulkan Rp 70.000 hingga Rp 80.000 per hari. Itu katanya terbilang sedikit dibanding kota-kota lain yang telah dikunjunginya.
"Saya sudah berkunjung ke Samarinda, Berau, Bungalon dan Makassar adalah kota ke-4 yang saya kunjungi," ujarnya berbagi pengalaman. .
Baca Juga : Antisipasi Kecurangan di Masa Mudik, Polres Maros Uji Tera SPBU
Namun, ekspektasinya terhadap Kota Makassar jauh dari yang dibayangkan. Sayang beribu sayang, sebab kedatangannya telah didahului oleh rombongan badut dari kota Banjarmasin. Mereka menguasai hampir semua titik lampu merah di Kota Makassar.
"Makanya saya pilih di SPBU sini. Karena sebelumnya kami pikir kalau di Makassar belum ada badut seperti ini. Tapi ternyata sudah banyak yang datang dari Banjarmasin," bebernya.
Permasalahan ekonomi tak menyurutkan niat dan tekad Wahyu, ia bersama dua orang temannya memilih untuk berbagi tugas. Kalau ia telah menempati lokasi di Pettarani, maka kedua temannya bertugas di jalan Pengayoman dan Ratulangi.
Baca Juga : Kendaraan Pelat Hitam Dilarang Pakai Pertalite Tahun Ini
"Tapi, tak seperti yang kami harapkan, di Pengayoman dan Ratulangi ternyata pengendara kurang. Jadi dalam sebulan cuma bisa kumpulkan 2 juta. Tapi itu sudah Alhamdulillah," ujarnya.
Sebenarnya, Wahyu telah menggeluti pekerjaan ini selama dua tahun lamanya. Kepada portalmedia, ia menuturkan jika pengorbanan yang dilakukannya selama ini untuk mengumpulkan modal, demi meminang seorang perempuan yang diidamkannya.
"Dari hasil ini, saya sudah bisa beli cincin untuk pasangan saya," ucapnya malu.
Kesempatan berbagi cerita dengan Wahyu tidak terlalu lama, Ia lantas meninggalkan percakapan kami ketika traffic light kembali menunjukkan warna merah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News