Jubir PKS: "Kita Taaruf dulu dengan Demokrat dan Nasdem"
Juru Bicara PKS Muhammad Kholid mengakui bila PKS jalin komunikasi intens dengan Demokrat dan Nasdem dibanding partai lain
PORTALMEDIA.ID -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengaku tengah menjalin komunikasi intensif dengan Partai Demokrat dan Partai Nasdem dalam membangun koalisi menyongsong Pemilu 2024.
Juru Bicara PKS Muhammad Kholid mengibaratkan penjajakan ini seperti halnya tahapan mencari jodoh dalam ajaran agama Islam.
"Sebelum lamaran, sebelum khitbah, kita taaruf dulu. Kita taaruf dulu sama bang Andi (Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng) sama Demokrat. Kita taaruf dulu dengan Bang Surya Paloh. Itu kan cari jodoh," kata Kholid dalam acara diskusi Total Politik, kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu (17/7/2022).
Baca Juga : Kokohkan Tradisi Intelektual, PKS Luncurkan Dua Buku di Munas VI
Kholid mengungkapkan, taaruf itu diimplementasikan oleh PKS saat bertemu Demokrat dan Nasdem.
Dalam pertemuan-pertemuan yang digelar, PKS ingin menemukan kesamaan visi misi antara dua partai tersebut.
"Kita taaruf dulu, kita samakan frekuensi, kita samakan platform dulu," ucap Kholid, dilansir Kompas.
Baca Juga : Pengurus Baru PKS Tegaskan Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran
Kendati demikian, menurut Kholid tak menutup kemungkinan PKS juga membangun komunikasi dengan partai lain. Termasuk, komunikasi dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dihuni Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
"(Tapi) lebih maju, kami akui PKS mengakui bahwasanya komunikasi dengan Demokrat dan Nasdem relatif lebih maju dibanding partai lain," tuturnya.
Di sisi lain, Kholid mengingatkan bahwa PKS menyuarakan terbentuknya lebih dari dua poros pada Pemilu 2024.
Baca Juga : PKS Ingin Kembali ke Akar Lewat Pergantian Presiden
Sebab, hal itu juga untuk menghindari polarisasi yang terbentuk pada Pemilu sebelumnya.
"Kita merekomendasikan, kita menginginkan lebih dari dua poros, dan ketua majelis syuro dengan sangat eksplisit juga mengatakan, kita di 2024 kita tidak menginginkan dua poros seperti 2014 dan 2019," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News