1.000 Lorong di Makassar Akan Jadi Proyek Pengembangan Baru Wisata Lorong
Ada 5.000 longwis yang akan dikembangkan kedepannya.
PORTALMEDIA.ID, MAKASSAR - Pada Tahun 2022 lalu Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar telah mengembangkan 1.095 lorong wisata dari total 8.000 lorong yang ada di Makassar.
Kemudian di 2023 ini sebagai komitmen Pemerintah Kota Makassar dibawah kepemimpinan Wali Kota Makassar Moh. Ramadhan Pomanto dan Wakilnya Fatmawati Rusdi akan mengembangkan sekitar 1.000 lorong wisata lagi.
Hal ini sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam memajukan kemandirian masyarakat lewat lorong wisata.
Baca Juga : Pemkot Makassar Beri Tunjangan Tambahan bagi Tenaga Guru dan Kesehatan Rp2,5 Hingga Rp5 Juta
Untuk itu Pemkot Makassar terus perupaya dalam Pengembangan lorong wisata (Longwis) sebagai upaya dalam mengembangkan perekonomian masyarakat lorong. Pasalnya kehidupan masyarakat di Kota Anging Mammiri ini pada umumnya kebanyakan berasal dari lorong.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Makassar Mahyuddi mengatakan keberadaan lorong wisata yang sebelumnya bernama lorong garden bukan hanya menciptakan lorong yang bersih dan asri, tetapi juga bagaimana mengembangkan perekonomian masyarakat.
Itulah mengapa pengembangan lorong wisata menjadi salah satu program prioritas Wali Kota Makassar Moh. Ramadhan 'Danny' Pomanto di tengah kepemimpinannya.
Mahyuddi menyampaikan Komitmen Pemkot Makassar dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMD) menargetkan ada 5.000 longwis yang akan dikembangkan kedepannya.
"Apalagi di lorong wisata itu semua elemen ada di dalamnya, bukan hanya melibatkan kelompok wanita tani untuk menanam seperti di lorong garden, tetapi semuanya, baik pemudanya, baik masyarakatnya, hingga kelompok pengusahanya terlibat untuk meningkatkan penghidupan masyarakat,” ucap Mahyuddi
Pengembangan lorong yang mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, utamanya dalam terwujudnya kemandirian ekonomi masyarakat secara tidak langsung ikut mendorong peningkatan kota yang lebih baik.
Baca Juga : Wali Kota Makassar Dorong Lahirnya Bibit Muda Sepak Bola Lewat Asnawi Mangkualam Cup 2025
“Jika kondisi dalam lorongnya baik, maka tentu kondisi masyarakatnya akan baik. Hal ini akan mempengaruhi kondisi kota yang lebih baik, begitu pun dengan sebaliknya. Makanya bapak wali kota kita mengembangkan lorong sebagai titik awal mengembangkan kota menjadi lebih baik,” ungkap Mahyuddi.
Sementara, Pengamat Ekonomi Universitas Hasanuddin Marzuki Dea menilai, lorong wisata yang dikembangkan Pemerintah Kota Makassar cukup baik dan menarik, apalagi jika didukung dengan faktor-faktor penentunya.
“Dalam wilayah kota seperti Makassar ini, memang pemerintahnya harus menemukan strategi-strategi jitu yang dapat dijadikan wadah untuk implementasi kebijakan yang pro rakyat. Dimana rakyat sebagai pelaku utamanya mulai dari hulu ke hilir untuk program-program ekonomi yang dibutuhkan masyarakat sekitar, serta masyarakat lainnya. Sehingga tercipta value chain (rantai nilai) antar masyarakat penyedia sesuatu (barang atau jasa), pihak yang memperdagangkan dan pihak pengguna,” ungkap Prof Marzuki.
Baca Juga : Pemkot dan Mahasiswa Cipayung Plus Sepakat Jaga Demokrasi di Makassar
Ia menambahkan pada pengembangan lorong wisata dinilai merupakan satu subyek dan atau obyek kebijakan yang yang dapat dieksplore sebagai alat kebijakan pemerintah untuk menggerakkan ekonomi rakyat di dan disekitar atau lingkungan lorong, khususnya maupun masyarakat lainnya sebagai konsumen. Hanya saja dalam hal ini memang ada beberapa syarat yang harus terpenuhi.
Diantaranya sebut Prof Marzuki, adanya sarana atau obyek yang menarik untuk diusahakan (dikomersilkan), adanya usaha komoditas tertentu, adanya pelaku usaha yang jelas serta paham bagaimana usaha yang dikembangkan bisa berkelanjutan, serta ada support yang berkelanjutan dari pemerintah kota atau pelaku lainnya untuk menjaga keberlanjutan kegiatan.
“Hal penting lainnya yang juga jadi perhatian adalah menjaga kebersihan, keamanan, dan kenyamanan, serta adanya pihak yang mensupport dari sisi pemasaran atau memperdagangkan produk (jika ada). Termasuk adanya bantuan penyediaan fasilitas teknologi informasi yang baik sebagai media promosi,” kata Prof Marzuki lagi.
Baca Juga : Munafri Ajak Dewan Kesenian Bangun Narasi Budaya Jadi Daya Tarik Pariwisata Makassar
Tapi yang lebih utama lagi lanjutnya, adalah para pihak yang ada di lorong (masyarakat) yang akan menyiapkan atau mengadakan obyek wisata atau pengembangan usaha lainnya harus sudah siap dan terlatih untuk menjadi pelaku. Tujuannya agar kegiatan tersebut terus berjalan secara berkelanjutan.
“Jadi bukan hanya karena ada program pemerintah maka masyarakat terlibat, jika tidak langsung ditinggalkan. Jadi memang buka hal mudah untuk diwujudkan program tersebut, harus memang semua pihak terkait sudah menyadari bahwa apa yang diusahakan pemerintah adalah kegiatan yang memang menjadi target, niat dan kebutuhan mereka. Jadi bukan karena hanya didorong oleh adanya program-program pemerintah yang sifatnya terbatas waktu dan kesempatan,” tegasnya.
Sehingga tentunya apa yang sudah dilaksanakan dan diprogramkan Pemerintah Kota Makassar melalui kehadiran lorong wisata ini adalah strategi yang baik. Tinggal bagaimana program kerja tersebut jelas bagi semua pihak, terutama bagi masyarakat di lorong, dan bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat lainnya secara berkelanjutan.
Terpisah, Dewan Lorong Wisata Milenial Pintu Nol Universitas Hasanuddin, Kelurahan Tamalanrea Indah, Kecamatan Tamalanrea Abdul Aziz mengaku, keberadaan lorong wisata ini selain membantu terciptanya tatanan lorong yang bersih, indah dan asri juga sangat membantu dalam meningkatkan perekonomian warga di lorong.
"Di lorong wisata ini kita dibina bagaimana menciptakan lingkungan lorong tidak hanya bersih, tetapi juga didorong bagaimana bisa menjaga keamanan dan kenyamanannya. Kemudian pembentukan kelompok tani, pembinaan kewirausahaan bagi pemuda, dan lainnya yang tujuannya bersifat membantu kemandirian ekonomi keluarga atau masyarakat,” ucap Abdul Aziz singkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News