PORTALMEDIA ID, SORONG - Direktorat Sekolah Dasar, Kementerian pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi (Kemendikbudristek) bersama Yayasan Gema Prestasi Indonesia (YAGPI) menggelar Kampanye Sekolah Sehat (KSS).
Kegiatan ini merupakan program Kejar Mutu Sekolah Dasar (SD) di daerah afirmasi tahun 2023.
Kali ini, Sosialisasi dan bimbingan teknis dilaksanakan di SD Inpres 12 Kabupaten Sorong Papua Barat Daya. Gelaran kali ini melibatkan 30 orang guru SD.
Baca Juga : Gandeng YAGPI, Direktorat SD Kemendikbud Ristek Gelar Pendampingan Kampanye Sekolah Sehat di Kabupaten Sigi
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sorong, Reihart Simamora dalam sambutannya menyebut pentingnya pembinaan sekolah sehat.
Program seperti ini harus ditanamkan sejak dini, karena gizi, fisik dan imunisasi sangat dibutuhkan, kesehatan merupakan kunci utama dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
"Besar harapan untuk terlaksananya dengan baik kampanye sekolah sehat diKabupaten Sorong, sehingga menciptakan anak-anak yang sehat, cerdas dan berkarakter," ucapnya.
Baca Juga : Gebrakan Baru Nadiem Makarim, Mahasiswa Tak Wajib Skripsi dan Jurnal untuk Lulus Kuliah
Senada, Tim Pelaksana dari Yayasan Gema Prestasi (YAGPI) Jusrianto AS menegaskan pentingnya sekolah sehat, sebab visi Pendidikan Indonesia untuk menjadi generasi sehat, cerdas dan berkarakter serta mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat dan berkepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila.
"Kampanye sekolah sehat merupakan upaya yang dilaksanakan secara bersama-sama, terus menerus dan melibatkan berbagai pihak untuk meningkatkan status kesehatan peserta didik dan sekolah dengan berfokus pada sehat bergizi , sehat fisik dan sehat imunisasi," ucapnya.
Diketahui, Sekolah sehat merupakan sekolah yang bersi, hijau, rindang, aman,dan nyaman, peserta didiknya sehat, aktif dan bugar, serta berprilaku hidup bersih dan sehat.
Baca Juga : Dilakukan Secara Musyawarah, Ketua UPM Fisipol UNSA Makasar Usul Dosen Muda
"Kita dapat melihat masih banyak permasalahan yang kita hadapi, utamanya obesitas yang kita lihat dilapangan yang penderitanya begitu banyak.
Jusrianto menambahkan dari data yang ada, penyakit diabetes yang sudah banyak menyerang anak-anak kita diusia yang sangat dini.
"Kita dapat melihat Kasus diabetes tertinggi pada anak usia 10-14 tahun sebesar 46,23%, Posisi tertinggi kedua pada anak usia 5-9 tahun sebesar 31,05%, Dan sekitar 60% penderitanya adalah anak perempuan," ungkapnya.
Baca Juga : 30 Tim Dosen Unismuh Terima Hibah Kemdikbudristek Senilai Rp1,3 M
Olehnya, ia berharap peserta dapat mengimplementasikan dengan sebaik-baiknya kampanye sekolah sehat ini.
"Maka dari itu besar harapan kami, bagaimana pelaksanaan Sehat bergizi, sehat fisik dan sehat imunisasi, berjalan sesuai apa yang ingin dicapai, sehingga kita semua dapat merasakan manfaatnya, utamanya guru bahkan dari peserta didik itu sendiri," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News