PORTALMEDIA.ID, JAKARTA - Harga tiket pesawat Garuda dikabarkan bakal naik lagi, hal ini menyusul adanya penyesuaian harga pasca naiknya harga avtur.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyebut pihaknya masih memantau fluktuasi harga bahan bakar. Misalnya, jika harga avtur naik, kemungkinan Garuda Indonesia akan menaikkan harga, begitupun sebaliknya.
"Kita tidak ragu-ragu, kita paling yakin kalau butuh naik, kita naikan,” ujar Irfan usai RUPS Garuda Indonesia 2022 di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, dikutip dari liputan6, Minggu (14/8/2022).
Baca Juga : Garuda Diskon Tiket 80 persen Jelang Lebaran 2024
Saperti diketahui, Kementerian Perhubungan telah mengizinkan maskapai untuk menaikkan harga tiket pesawat. Hal ini sesuai dengan penerapan kebijakan Kementerian Perhubungan RI KM 142 Tahun 2022 tentang besaran biaya tambahan (surcharge) yang disebabkan adanya fluktuasi bahan bakar (fuel surcharge).
Bisa juga Turun
Irfan mengatakan kemungkinannya tak hanya naik, tapi juga harga tiket malah bisa turun.
"Sekarang kita lagi review karena kelihatannya harga avtur turun, kan gak fair dong harga avtur turun, Garuda menaikan (tarif)," kata dia.
Baca Juga : Alasan Garuda dan Air Asia Tambah Jumlah Kursi Mudik Tahun Ini
Kendati begitu, Irfan mengapresiasi langkah pemerintah yang merespons dengan mengeluarkan kebijakan penyesuaian tarif. "Tentu kita berterima kasih sekali kepada Menhub, tapi kita juga berpihak ke penumpang," ujarnya.
Untuk diketahui, Kemenhub telah melakukan dua kali kebijakan fuel surcharge. Awal tahun ini, Kemenhub merestui maskapai menaikkan harga sebesar 10 persen diatas tarif batas atas (TBA). Kali ini, pemerintah membolehkan maskapai tentukan tarif 15 persen dari TBA.
“Sebelum peraturan ini kan sudah dapat izin naik 10 persen yang berlaku tiga bulan untuk direviu lagi, sekarang Kemenhub menaikan lagi menjadi 15 persen berarti naik lima persen dari (peraturan) sebelumnya,” kata dia.
Diikuti Maskapai Lain
Baca Juga : Potensi Pergerakan Masyarakat Selama Lebaran 2024 Mencapai 193,6 juta Orang
Terpisah, Pengamat Penerbangan Gatot Raharjo menyikapi positif langkah Garuda Indonesia. Ia menyarankan maskapai penerbangan lainnya juga melakukan hal serupa.
Sebab, jika melihat perkembangan global, harga avtur sebenarnya masih fluktuatif. Di mana tren tidak hanya naik, namun terkadang turun. Seperti pada bulan ini harga avtur turun jika dibandingan dengan bulan-bulan sebelumnya.
“Dari data yang ada harga Avtur pas bulan Juli rata-rata Rp18.431/liter sedangkan di Agustus ini rata-rata Rp. 15.5740/liter. Harga inikan turun, lalu kenapa para operator lainnya mulai menaikan tarifnya. Seharusnya demi menjaga daya beli masyarakat yang mulai tumbuh kenaikan harga tiket harus disikapi dengan cermat dan bijak,” bebernya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News