PORTALMEDIA.ID, MAKASSAR -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyentil Bupati Maros Andi Syafril Chaidir Syam terkait pembenahan pariwisata penangkaran kupu-kupu di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel).
"Contoh di Sulawesi Selatan, di Maros, ada tempat yang saya belum pernah ke sana, yang kupu-kupunya sangat banyak sekali. Bapak Bupati Maros ada? Ini sangat unik," ujar Jokowi saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-16 Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Rabu (10/7/2024) lalu.
Jokowi mengimbau agar Bupati Maros bisa membangun Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung dengan tidak melulu menggunakan semen. "Tolong pembangunannya yang benar begitu, sentuhannya yang benar. Jangan sampai barangnya bagus, justru disentuh dengan semen-semen, tembok-tembok, bukan itu," ucapnya.
Baca Juga : Jokowi Target 61 Bendungan di Indonesia Rampung Akhir Tahun 2024
Jokowi menginginkan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung ditanami pohon-pohon rindang serta dipromosikan secara bagus. "Harusnya yang banyak ditanam pohon-pohon yang mendatangkan kupu-kupu lebih banyak lagi. Ini bisa dijual mahal sekali menurut saya, kalau promosinya benar, kalau branding-nya benar. Spesifik, bagus sekali. Kalau sudah promosinya bagus, bapak ibu mau kenakan tiket berapa pun, semuanya akan mau, hanya untuk melihat kupu-kupu yang ada," jelas Jokowi.
Bahkan, Jokowi mengatakan apabila Bupati Maros tidak siap membenahi Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung bisa mengirim surat kepada Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas.
"Jangan justru di tempat-tempat yang seperti ini, tembok dan semennya yang diperbanyak, bukan itu. Tolong dicarikan arsitek landscape yang pintar. Kalau daerah tidak siap, surati Bappenas untuk merencanakan agar barang yang bagus itu menjadi sebuah berlian yang baik bagi kita semua," imbuhnya.
Baca Juga : Jokowi Tak Sabar Mendarat Pakai Pesawat Kepresidenan di Bandara IKN
Menanggapi hal tersebut, Bupati Kabupaten Maros, Chaidir Syam langsung melakukan rapat koordinasi dengan pihak Taman Nasional Bantimurung. Chaidir Syam mengatakan dari hasil rapat tersebut ada beberapa langkah yang akan dilakukan untuk menghadirkan kembali kupu-kupu di bagian bawah Bantimurung.
Seperti, memasifkan kembali penanaman pohon di Taman Wisata Alam Bantimurung. “Karena Ada kondisi dimana saat air meluap maka beberapa pohon yang ditanam itu mati, makanya kita akan genjot lagi penanaman pohonnya,” sebutnya.
Selanjutnya memperbaiki kembali tempat penangkaran kupu-kupu.“Dan akan dibuat laboratorium kupu-kupu untuk melihat perkembangan dan kehidupan kupu-kupu yang ada di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung ini,” unjarnya.
Baca Juga : Bupati Maros Ajak Masyarakat Kembali Menonton Televisi dan Mendengar Radio
Kemudian, pembangunan di lokasi Taman Wisata Alam akan menggunakan kayu sehingga memberikan kesan yang lebih natural.“Kemudian kita juga akan memberikan pakan dan pot-pot tanaman agar kupu-kupu bisa turun ke kawasan bawah Bantimurung,” ujarnya.
Dia menyebutkan ada beberapa alasan kupu-kupu semakin jarang terlihat di kawasan bawah Bantimurung. Seperti kunjungan wistawan yang semakin tinggi sehingga ruang gerak kupu-kupu semakin terbatas. “Sehingga kupu-kupu ini berpindah dari kawasan bawah ke kawasan atas,” imbuhnya.
Terkait dengan pembangunan menggunakan beton, Chaidir menyebutkan hanya dilakukan pada jalan utama saja.
“Pembangunan dengan beton itu hanya di jalan utama, sisanya masih sama seperti bentuk awalnya,” terangnya.
Baca Juga : Istana Sebut Ada Pihak Ingin Adu Domba Jokowi dan Prabowo
Sementara itu, Kepala Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Heri Wibowo mengklaim adanya penambahan jumlah spesies kupu-kupu. “Pada tahun 2010, hanya ada 130 spesies kupu-kupu di Taman Nasional Bantimurung Bulu Saraung ini, namun sekarang sudah ada 252 spesies,” terangnya.
Heri menambahkan pembangunan dilakukan hanya pada bagian kecil dari lokasi taman nasional. “Hanya 0.89 persen dari total luas dari Taman Nasional atau sekitar 389 hektare, 43.750 hektare artinya masih banyak ruang-ruang, hanya saja (Bantimurung) itu dijadikan tempat wisata sehingga terblow up,” tutupnya.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News