0%
Jumat, 02 Agustus 2024 14:12

Masyarakat Menengah ke Bawah Terancam Sulit Beli Rumah

Editor : Agung
IST
IST

Kuota subsidi FLPP tahun ini mulai menipis. Merujuk situs BP Tapera, per 31 Juli 2024 penyaluran subsidi FLPP sudah mencapai 109.719 unit atau senilai Rp 13,37 triliun.

PORTALMEDIA.ID, MAKASSAR -- Masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) terancam kesulitan membeli rumah subsidi. Penyebabnya, kuota Kredit Perumahan Rakyat (KPR) subsidi melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) berkurang pada tahun ini.

Seperti yang diketahui, pemerintah menetapkan kuota subsidi FLPP sebanyak 166.000 unit pada 2024, lebih rendah dari realisasi tahun sebelumnya sebanyak 229.000 unit.

Kuota subsidi FLPP tahun ini pun mulai menipis. Merujuk situs BP Tapera, per 31 Juli 2024 penyaluran subsidi FLPP sudah mencapai 109.719 unit atau senilai Rp 13,37 triliun.

Baca Juga : Awal Pemerintahan Prabowo, KPR Subsidi Tersalurkan ke 93.484 Unit

Ada kemungkinan kuota subsidi FLPP akan habis bulan September nanti, sehingga backlog rumah di Indonesia berisiko meningkat yang mana saat ini sudah mendekati 13 juta rumah tangga.

Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengatakan, bulan Juni lalu pihaknya mengirim surat kepada pemerintah untuk meminta penyesuaian kuota subsidi FLPP menjadi sebesar 220.000 unit, seperti target rencana strategis (Renstra) Kementerian PUPR tahun 2024.

Usulan penyesuaian ini turut mempertimbangkan berhentinya program Subsidi Selisih Bunga (SSB) dan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT).

Baca Juga : Pemerintah Pangkas Harga Rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah Hingga Rp10,5 Juta

Apersi juga menilai, kuota subsidi FLPP yang ideal semestinya merujuk pada data permintaan real time dari masyarakat yang ada pada aplikasi Sistem Informasi KPR Subsidi Perumahan (SiKasep) dan Sistem Informasi Kumpulan Pengembang (Sikumbang), yakni sekitar 300.000 unit per tahun. "Namun, kami paham kapasitas fiskal pemerintah terbatas," ujar dia, dilansir dari Kontan.

Wakil Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Bambang Ekajaya menyebut, REI juga berkirim surat ke Kementerian PUPR perihal kuota subsidi FLPP yang berkurang pada tahun ini.

Pihak REI meminta agar kuota subsidi FLPP minimal sama dengan kuota tahun 2023. Terlebih lagi, kuota subsidi FLPP tahun lalu dapat terserap maksimal, bahkan masih dianggap kurang.

Baca Juga : Gaji Maksimal Rp8 Juta Buat Kredit Rumah Pakai Tapera

"Beberapa DPD (Dewan Perwakilan Daerah) kami sudah mulai mengeluhkan kuota FLPP yang sudah habis di daerahnya," ungkap dia.

Di sisi lain, REI juga menyadari adanya keterbatasan dana dari pemerintah untuk meningkatkan subsidi FLPP, sementara kebutuhan rumah untuk MBR terus bertambah.

Yang terang, kebijakan FLPP sudah menjadi bagian penting dalam pengembangan rumah bagi MBR. Tanpa subsidi FLPP, industri properti segmen menengah ke bawah tidak bisa berjalan dengan baik. Pemerintah pun mesti mencari solusi terbaik atas masalah kuota subsidi FLPP.

Baca Juga : Gandeng BSI, GMTD Kini Tawarkan Pembiayaan KPR Syariah yang Lebih Mudah dan Murah

"Penyediaan rumah adalah tugas pemerintah dengan dibantu oleh pengembang, bukan urusan bisnis murni," tegas Bambang.

Apersi juga menilai, program FLPP memiliki dampak besar bagi sektor properti. Apalagi, banyak pengembang properti yang rajin membangun perumahan subsidi.

"Berkurangnya kuota FLPP sangat berpengaruh bagi para pengembang di Indonesia dan sektor lain yang merupakan sektor ikutan perumahan bagi MBR," tandas Junaidi. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Redaksi Portal Media menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp 0811892345. Pastikan Anda mengirimkan foto sesuai isi laporan yang dikirimkan dalam bentuk landscape

karangan bunga makassar

Berikan Komentar