PORTALMEDIA.ID, MAKASSAR — Komitmen Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dalam memberikan perlindungan menyeluruh kepada pekerja terus menunjukkan hasil nyata.

Sepanjang tahun 2024, total klaim jaminan sosial ketenagakerjaan yang dibayarkan di wilayah Sulawesi-Maluku mencapai Rp1,3 triliun, mencakup 86.000 kasus.
Hal itu disampaikan Kepala Kantor Wilayah BPJS Ketenagakerjaan Sulawesi-Maluku, Mintje Wattu pada penganugrahan Paritrana Award 2025 di Hotel Four Point Makassar, Kamis (26/6/2025).
Baca Juga : Prabowo Beri Diskon Iuran BPJS Ketenagakerjaan untuk 731 Ribu Pekerja Informal
“Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yakni Rp1,2 triliun pada 2023 dan Rp1,1 triliun pada 2022,” jelas dia.
Sehingga tentu, hai menunjukkan bahwa kehadiran BPJS Ketenagakerjaan makin dirasakan manfaatnya oleh para pekerja, baik formal maupun informal.
Dia menyebutkan, klaim yang dibayarkan mencakup berbagai manfaat program, seperti Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), serta Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).
Baca Juga : Lonjakan PHK, 35 Ribu Klaim Jaminan Kehilangan Pekerjaan ke BPJS Ketenagakerjaan
“Tak hanya fokus pada pembayaran klaim, BPJS Ketenagakerjaan juga mencatat langkah strategis dalam memperluas perlindungan sosial. Hingga akhir 2024, tercatat sebanyak 305.866 pekerja telah didaftarkan sebagai peserta aktif, termasuk pekerja non-ASN, perangkat desa, RT/RW, serta pekerja rentan,” terangnya.
Dalam rangka mendukung upaya pengentasan kemiskinan ekstrem, BPJS Ketenagakerjaan turut menyalurkan Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebesar Rp300.000 per bulan selama dua bulan bagi pekerja non-ASN di berbagai daerah. Tahap pencairan pertama dengan nilai total Rp2,5 juta sudah mulai berjalan.
“Namun, kami mengimbau pemerintah daerah untuk mempercepat pengumpulan data rekening agar pencairan BSU dapat segera dilakukan,” tambah Mintje.
Baca Juga : Pemkot Makassar Komitmen Dukung Peningkatan Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan
BPJS Ketenagakerjaan juga menghadirkan program beasiswa untuk anak peserta yang mengalami risiko sosial. Hingga pertengahan 2024, sebanyak 2.181 anak telah menerima manfaat dengan total nilai mencapai Rp9,2 miliar. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
