PORTALMEDIA.ID, MAKASSAR - Jumlah kasus stunting di Kabupaten Jeneponto tertinggi di Sulsel. Angkanya mencapai 37,9 persen.
Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel, Andi Ritamariani, mengatakan, berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021, angka stunting di Sulsel berada pada angka 27,4 persen, yang masih diatas rata-rata nasional sebesar 24,4 persen. Kasus tertinggi stunting di Sulsel berada di Kabupaten Jeneponto 37,9 persen, dan terendah berada di Kota Makassar 18,8 persen.
"Kompleksitas intervensi program percepatan penurunan stunting tidak dapat dilakukan hanya oleh pemerintah saja. Negara memberikan ruang apresiasi atas kontribusi setiap unsur pemangku kepentingan termasuk masyarakat dalam upaya percepatan penurunan stunting," ujar Andi Rita, di sela Pengukuhan Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santoso, dan Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Daerah XIV Hasanuddin Desi Subianti, sebagai Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting, di Balai Prajurit Sultan Hasanuddin, Selasa, 13 September 2022.
Baca Juga : Sofha Marwah Bahtiar Lantik Pj Ketua PKK dan Dekranasda Luwu dan Wajo
Ia menjelaskan, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. Stunting merupakan hasil dari tidak terpenuhinya status nutrisi anak sejak dalam kandungan dan di awal kehidupannya.
"Anak dengan stunting tidak mengalami pertumbuhan dan perkembangan maksimal sebagaimana anak di usia mereka. Prestasi sekolah rendah dan mereka berisiko mengalami penyakit metabolisme sehingga membatasi kontribusi optimal untuk berkarya," kata Andi Rita.
Untuk mengkoordinasikan peningkatan kerja sama dan kemitraan dengan pemangku kepentingan, tambah Andi Rita, BKKBN selaku Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting meluncurkan program Bapak Asuh Anak Stunting. Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) adalah gerakan gotong royong seluruh elemen bangsa dalam mempercepat penurunan stunting yang menyasar langsung keluarga."
Baca Juga : PKK Gencar Sosialisasi Diversifikasi Pangan, Sofha Marwah: Sukun Bisa Jadi Alternatif
Program Bapak Asuh Anak Stunting hadir untuk menyediakan ruang kontribusi pemangku kepentingan untuk turut ambil bagian dalam percepatan penurunan stunting," ujarnya.
Ia berharap, dengan adanya program Bapak dan Bunda Asuh Stunting dapat memberikan kontribusi nyata dalam menurunkan angka stunting di tahun 2024.
Sebelumnya, pada 29 Juni 2022 lalu telah dilaksanakan Pengukuhan KASAD sebagai Duta Bapak Asuh Anak Stunting Indonesia, pada peringatan Hari Keluarga Nasional di Jogjakarta. Momentum tersebut menjadi acuan BKKBN untuk melaksanakan hal yang sama di Provinsi Sulsel.
Baca Juga : Silaturahmi ke Pengurus PKK Jeneponto, Sofha Marwah Bahtiar Serahkan Bantuan Bibit Cabai
Perwakilan BKKBN Sulsel telah melaksanakan Program Bapak Asuh Anak Stunting, dengan menyalurkan bantuan secara berkala selama enam bulan kepada lima keluarga berisiko stunting di Kabupaten Bantaeng dan lima keluarga berisiko di Takalar. Program ini melibatkan beberapa mitra kerja, antara lain PT Bank Rakyat Indonesia, PT Catur Dakwah Crane Farmasi, PT Harsen Laboratories, Perum Bulog, Bupati Enrekang dan Ketua TP PKK Kabupaten Barru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
