PORTALMEDIA.ID, MAKASSAR - Inflasi di Sulawesi Selatan pada bulan Januari tercatat sebesar 0,63% (mtm). Penyumbang inflasi tertinggi dikuasai oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau.
Menurut M. Firdauz Muttaqin Direktur Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Selatan melalui siaran persnya, kenaikan harga pada komoditas tersebut dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang kurang kondusif dan gelombang yang tinggi.
"Komoditas yang lebih spesifik menyumbang inflasi adalah kangkung, ikan cakalang, dan beras," ucapnya. Jumat(03/02).
Baca Juga : Jufri Rahman Puji Peran BI dalam Pencapaian Pengendalian Inflasi Terbaik Sulsel
Sementara itu, inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh komoditas angkutan udara, bensin dan bawang merah yang mengalami deflasi sejalan dengan harga avtur dan pasokan yang terjaga.
"Namun, memasuki Februari, inflasi bulanan diprakirakan lebih rendah sejalan dengan tekanan cuaca yang mereda meskipun La Nina diprakirakan masih akan terjadi sampai akhir Maret 2023," bebernya.
"Jumlah hari libur pada Februari juga lebih sedikit dari Januari yang akan mempengaruhi penurunan permintaan," tambahnya.
Baca Juga : PGRI Sulsel dan BI Gaungkan Literasi Ekonomi Syariah Lewat Olimpiade
Sejalan dengan itu, Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) akan terus bersinergi dan berkolaborasi dalam menjaga stabilitas harga di Sulsel, baik pada tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
Hal itu dilakukan melalui strategi 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif).
TPID se-Sulsel terus memperkuat Kerjasama Antar Daerah (KAD) serta melanjutkan pemantauan pasokan serta harga secara berkala.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News