PORTALMEDIA.ID, BARRU - Kabupaten Barru berhasil menurunkan angka stuntingnya sebesar 12,3 persen. Dari 26,4 persen di tahun 2021, turun menjadi 14,1 persen di tahun 2022.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulsel, Andi Ritamariani, mengatakan, salah satu kabupaten yang berkontribusi besar dalam penurunan angka stunting di Sulsel adalah Kabupaten Barru. Daerah ini sukses menurunkan sebesar 12,3 persen, yaitu dari 26,4 persen tahun 2021 turun menjadi 14,1 persen di tahun 2022.
"Ini merupakan yang terbesar penurunannya," kata Andi Rita, dalam keterangan resminya, dikutip Senin, 8 Mei 2023.
Baca Juga : Kabupaten Pinrang Capai Kemajuan Signifikan dalam Penurunan Stunting
Andi Rita menyebutkan, angka prevalensi stunting Sulsel berdasarkan data SSGI tahun 2022 masih berada di angka 27,2 persen, hanya turun 0,2 persen dari tahun 2021.
Sementara, Ketua TP PKK Barru, Hasnah Syam, membeberkan kunci penurunan stunting di daerahnya. Berbagai inovasi dilakukan Kabupaten Barru dalam menurunkan stunting, diantaranya gerakan kampanye makan telur cegah stunting, One Egg One Day.
"Dengan Program Ayo Makan Telur, kita menyalurkan bantuan telur kepada anak berisiko stunting untuk dikonsumsi selama enam bulan. Selain itu, kita pastikan telur tersebut dikonsumsi," jelas Hasnah Syam.
Baca Juga : Pj Gubernur Sulsel Serahkan Unit Armada Damkar kepada Pemkab Barru
Anggota Komisi IX DPR RI ini juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang berperan menurunkan angka stunting di Barru.
"Berkat kolaborasi dan sinergitas bersama-sama, baik BKKBN, Dinas Kesehatan, pemerintah daerah, seluruh stakeholders dan masyarakat, angka stunting Barru dapat diturunkan," imbuhnya.
Diketahui, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh dan kembang pada anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, khususnya di 1.000 hari pertama kehidupan.
Baca Juga : Aliyah Mustika Ilham Ingatkan Ibu Hamil Jaga Asupan Gizi untuk Cegah Anak Lahir Stanting
Anak stunting tinggi badannya lebih pendek dari anak seusianya. Selain itu, pertumbuhan organ tubuh lainnya juga terhambat, termasuk otaknya. Sehingga berdampak pada tingkat kecerdasan anak. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News