PORTALMEDIA.ID,MAKASSAR – Mencegah terjadinya potensi gangguan (kamtibmas) akibat keberadaan pengungsi luar negeri, Rudenim Makassar lakukan pengawasan pada 20 tempat penampungan pengungsi di Kota Makassar.

Hal ini sejalan dengan arahan Direktorat Jenderal Imigrasi untuk melakukan Operasi Pengawasan Orang asing "JAGRATARA" secara serentak di Wilayah Republik Indonesia guna mengantisipasi libur Natal dan Tahun Baru.
Kepala Rudenim Makassar, Atang Kuswana, mengatakan bahwa pengawasan dilakukan secara rutin oleh petugas imigrasi yang bertugas di setiap CH. Selain itu, petugas juga terus menyosialisasikan kepada pengungsi untuk mematuhi protokol kesehatan dan tidak melakukan aktivitas yang melanggar hukum.
Baca Juga : Pemkot Makassar Bakal Tertibkan Pengungsi Luar Negeri yang Sering Buat Onar
“Kami mengimbau kepada pengungsi untuk tetap menjaga ketertiban dan kebersihan di lingkungan CH, serta tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Kami juga mengingatkan mereka untuk tidak keluar dari CH tanpa izin, apalagi pada malam tahun baru,” ujar Atang, Kamis (28/12/2023).
Atang menambahkan bahwa jumlah pengungsi di Makassar saat ini mencapai 1018 orang, yang berasal dari berbagai negara seperti Afghanistan, Somalia, Iran, Irak, Pakistan, dan lainnya. Mereka tinggal di CH yang tersebar di beberapa wilayah di Makassar, seperti Tamalanrea, Biringkanaya dan Panakkukang
“Kami berharap pengungsi dapat menjalani masa penampungan dengan baik dan tenang, serta menghormati budaya dan adat istiadat masyarakat Makassar. Kami juga berterima kasih kepada pemerintah daerah dan masyarakat yang telah memberikan dukungan agar pengawasan kepada pengungsi berlangsung dengan baik,” tutur Atang.
Baca Juga : Rudenim Makassar Deportasi WN Afrika Selatan Setelah 9 Tahun di Indonesia
Atang mengaku bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan UNHCR (Badan PBB untuk Pengungsi) dan IOM (Organisasi Internasional untuk Migrasi) untuk menangani masalah pengungsi di Makassar. Ia berharap ada solusi permanen bagi pengungsi, baik itu penempatan di negara ketiga dan repatriasi sukarela.
“Semoga tahun 2024 dapat membawa harapan baru bagi pengungsi, agar mereka dapat menemukan tempat yang aman dan sejahtera untuk hidup,” pungkas Atang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News