0%
Selasa, 04 Februari 2025 23:08

Wabah PMK di Gowa Meluas, 2.784 Ternak Terinfeksi

Editor : Alif
Wabah PMK di Gowa Meluas, 2.784 Ternak Terinfeksi
ist

Pemerintah Kabupaten Gowa telah mengambil langkah cepat untuk mengatasi penyebaran PMK, termasuk dengan membentuk tim pengendalian dan penanggulangan PMK.

PORTALMEDIA.ID, GOWA – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terus menyebar di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Hingga Selasa (4/2/2025), tercatat 2.784 ternak telah terinfeksi di 14 kecamatan. Dari jumlah tersebut, dua ekor ternak mati dan enam ekor lainnya dijual oleh pemiliknya sebelum menerima perawatan.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Peternakan Gowa, Muhammad Chaerul Aswar, menyebut bahwa penyebaran PMK semakin luas meskipun berbagai upaya penanggulangan telah dilakukan.

"Data terakhir menunjukkan bahwa sudah ada 14 kecamatan yang tertular dengan total 2.784 kasus. Dari jumlah itu, dua ekor ternak mati dan enam ekor lainnya dijual oleh peternak," ungkapnya.

Baca Juga : Pemprov Sulsel Intensifkan Vaksinasi PMK untuk Kendalikan Penyebaran di 7 Kabupaten

Pemerintah Kabupaten Gowa telah mengambil langkah cepat untuk mengatasi penyebaran PMK, termasuk dengan membentuk tim pengendalian dan penanggulangan PMK.

Tim ini terdiri dari dokter hewan, paramedis, penyuluh, serta tenaga swadaya masyarakat yang telah diberikan pelatihan khusus.

"Kami telah membentuk tim yang bertugas mengendalikan dan menangani kasus PMK. Tim ini akan bekerja di lapangan untuk melakukan vaksinasi, pengobatan, serta sosialisasi kepada peternak," kata Aswar.

Baca Juga : Kasus PMK Merebak di Sulsel, Ternak Sapi Terinfeksi di Takalar dan Gowa

Sebagai langkah pencegahan, pihaknya telah melakukan vaksinasi terhadap 500 ekor ternak, desinfeksi pada 62 ekor, serta tindakan pengobatan pada 2.892 ekor ternak yang terinfeksi. Vaksinasi difokuskan pada wilayah yang belum terdampak PMK, seperti Kecamatan Tombolo Pao, yang memiliki sekitar 7.000 ekor sapi sebagai target vaksinasi.

Untuk ternak yang sudah terpapar, pengobatan dilakukan dengan pemberian antibiotik serta obat untuk menyembuhkan luka di lidah, mulut, dan kuku. Selain itu, penyemprotan disinfektan di kandang ternak dan peralatan peternakan juga dilakukan secara berkala untuk menekan penyebaran virus.

Pemerintah juga terus melakukan sosialisasi kepada peternak agar tidak panik dan menjual ternaknya dengan harga murah. Aswar menegaskan bahwa PMK dapat disembuhkan asalkan hewan mendapatkan pengobatan yang tepat dan perawatan yang baik.

Baca Juga : Vaksinasi Masih Rendah, 14 Ribu Ekor Ternak di Sulsel Terjangkit Virus PMK

"Kami mengedukasi peternak agar tidak buru-buru menjual ternaknya karena takut rugi. PMK ini bisa diobati, dan sapi bisa sembuh jika dirawat dengan benar," ujarnya.

PMK disebabkan oleh virus yang sangat menular, yang dapat menyebar melalui udara, kendaraan pengangkut ternak, serta peralatan peternakan.

Daerah dengan populasi ternak tinggi seperti Biring Buku, Tompo Bulu, dan Mamuju menjadi wilayah yang paling rentan terhadap penyebaran virus ini.

"Saat satu desa terinfeksi, lebih dari 80 persen desa lain di kecamatan tersebut juga berisiko terpapar, tergantung pada kekebalan masing-masing ternak," jelas Aswar.

Selain itu, kondisi musim hujan yang sedang berlangsung semakin memperburuk daya tahan tubuh ternak, sehingga meningkatkan risiko penyebaran penyakit.

"Kami akan terus berupaya mengendalikan wabah ini agar tidak semakin meluas dan memastikan kesejahteraan peternak tetap terjaga," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Redaksi Portal Media menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp 0811892345. Pastikan Anda mengirimkan foto sesuai isi laporan yang dikirimkan dalam bentuk landscape

karangan bunga makassar

Berikan Komentar
Populer