PORTALMEDIA.ID -- Australia menuduh Rusia telah mencuri data asuransi kesehatan jutaan warganya dan membuangnya di situs web gelap.
Komisaris Polisi Federal Australia Reece Kershaw mengatakan penjahat siber Rusia telah meretas perusahaan asuransi, Medibank, dan mencuri 9,7 juta data pelanggan. Peristiwa ini disebut-sebut sebagai kejahatan terbesar di Australia.
"Kami yakin kami tahu individu mana yang bertanggung jawab, tetapi saya tidak akan menyebutkan nama mereka," ujar Kershaw, seperti dikutip ABC News.
Baca Juga : Iran Gelar Pertemuan Tingkat Tinggi dengan Rusia dan Tiongkok, Isu Nuklir Jadi Fokus Utama
"Apa yang akan saya katakan adalah bahwa kami akan mengadakan pembicaraan dengan penegak hukum Rusia tentang orang-orang ini," lanjutnya.
Di antara jutaan orang yang datanya dicuri juga termasuk Perdana Menteri Anthony Albanese, yang merupakan pelanggan Medibank. Albanese mengaku telah diberi tahu kepolisian terkait sumber serangan.
“Kami tahu dari mana mereka berasal, kami tahu siapa yang bertanggung jawab, dan kami mengatakan bahwa mereka harus dimintai pertanggungjawaban,” kata Albanese.
Baca Juga : Medvedev Sebut Sejumlah Negara Siap Pasok Senjata Nuklir ke Iran, Peringatkan AS soal Perang Besar
Albanese menegaskan, negara di mana serangan tersebut berasal harus bertanggung jawab.
Sementara itu, seorang pejabat dari Kedutaan Besar Rusia di Australia enggan berkomentar terkait tuduhan tersebut.
Adapun para penjahat siber yang dicurigai diduga terkait dengan geng Rusia yang terkenal, REvil, kependekan dari Ransomware Evil dan juga dikenal sebagai Sodinokibi.
Baca Juga : Australia Rilis Travel Warning ke RI Termasuk Bali
Dinas Keamanan Federal Rusia pada Januari mengatakan REvil sudah tidak eksis lagi lantaran telah dilakukan beberapa penangkapan atas desakan Amerika Serikat (AS).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News