PORTALMEDIA.ID – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) mendesak pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas insiden penembakan yang menewaskan seorang pekerja migran Indonesia (PMI) di Malaysia pada Jumat (25/1/2025).
"Kami mengutuk keras tindakan brutal ini. Pemerintah harus segera mengusut kejadian ini dan memastikan keadilan bagi para korban," ujar Ketua DPP PKS Bidang Ketenagakerjaan, Martri Agoeng, dalam keterangannya, Kamis (30/1/2025).
Agoeng menekankan bahwa kejadian ini harus menjadi momentum bagi pemerintah untuk memperbaiki tata kelola tenaga kerja migran secara menyeluruh.
Baca Juga : Skandal Naturalisasi: Malaysia Dihukum FIFA, Indonesia dan Vietnam Jadi Kambing Hitam
Menurutnya, tindakan tegas perlu diambil terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam pengiriman PMI secara ilegal.
"Pemerintah harus menegakkan hukum terhadap jaringan perekrut dan pengirim tenaga kerja ilegal. Ini harus menjadi prioritas nasional agar kejadian serupa tidak terulang," tegasnya.
Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya membuka akses migrasi yang lebih aman dan terjangkau bagi calon pekerja migran.
Baca Juga : PKS Tampung Aspirasi 13 Asosiasi Haji-Umrah Terkait RUU PIHU
Dalam hal ini, revisi Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan PMI perlu segera diselesaikan untuk memperkuat perlindungan hukum bagi pekerja migran di luar negeri.
"Kami di PKS akan terus mengawal kebijakan perlindungan PMI dan memastikan ada regulasi yang memberikan sanksi tegas bagi pelaku pengiriman ilegal," tambah Agoeng.
Peristiwa tragis ini terjadi pada 24 Januari sekitar pukul 03.00 pagi waktu setempat di perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia.
Baca Juga : Thailand-Kamboja Siap Bertemu di Malaysia, Bahas Gencatan Senjata Usai Bentrokan Berdarah di Perbatasan
Petugas Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) menembaki sebuah kapal yang diduga membawa pekerja migran ilegal setelah terjadi perlawanan dari pihak penumpang kapal.
Akibat insiden ini, satu WNI berinisial B yang berasal dari Riau meninggal dunia, sementara empat lainnya mengalami luka-luka. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur memastikan bahwa keempat korban luka telah mendapatkan perawatan medis dan kini dalam kondisi stabil.
Pemerintah Indonesia melalui KBRI tengah melakukan komunikasi dengan pihak berwenang di Malaysia untuk mengusut kejadian ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News