PORTALMEDIA.ID, MAKASSAR — Peringatan Hari Lahir ke-27 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Sulawesi Selatan menjadi lebih dari sekadar seremoni. Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKB Sulsel memanfaatkan momentum tersebut untuk menyoroti tajam arah penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sulsel 2025–2030 yang dinilai masih elitis dan belum menyentuh realitas akar rumput.

Dalam diskusi strategis bertajuk “Membaca Visi, Permasalahan, dan Prioritas Pembangunan Sulsel 2025–2030” di Kantor DPW PKB Sulsel Jalan Prof Abdurahman Basalamah pada Sabtu (19/7/2025), PKB menghadirkan berbagai pemangku kepentingan—mulai dari pejabat perencanaan, akademisi, hingga lembaga masyarakat sipil—untuk mengkaji ulang apakah RPJMD yang tengah disusun benar-benar berpijak pada kebutuhan rakyat.
Ketua DPW PKB Sulsel, Azhar Arsyad, menegaskan bahwa dokumen perencanaan daerah tidak boleh hanya menjadi produk administratif atau pameran jargon teknokratik. Ia mendorong penyusunan RPJMD dilakukan dengan pendekatan partisipatif dan berpihak pada kelompok yang selama ini terpinggirkan dalam narasi pembangunan.
Baca Juga : Konsolidasi Menguat, PKB Jeneponto Dorong Azhar Arsyad Kembali Pimpin Sulsel
“RPJMD ini harus menyatukan visi besar dengan kebutuhan riil rakyat. Tapi yang kami lihat, gaya penyusunannya masih terlalu normatif dan teknokratis—hanya bisa dimengerti oleh elit, bukan masyarakat,” tegas Azhar.
Ia menyindir kecenderungan pembahasan kebijakan yang menurutnya terlalu akademik dan jauh dari realitas sosial masyarakat. “Jangan sampai RPJMD hanya bicara angka, tapi gagal membangun kehidupan yang lebih adil dan layak,” tambahnya.
Dalam forum tersebut, Azhar juga menekankan pentingnya membuka ruang seluas-luasnya bagi partisipasi publik—terutama kelompok rentan dan marjinal seperti petani, nelayan, buruh, perempuan, komunitas adat, dan warga desa.
Baca Juga : DPW PKB Sulsel Dorong Kader Lebih Aktif Serap Aspirasi Rakyat
“Sudah saatnya kita membalik pola. Jangan menunggu rakyat datang ke forum, tapi kita yang proaktif turun menggali suara mereka. RPJMD bukan hanya soal proyek, tapi soal masa depan hidup rakyat Sulsel,” ucapnya.
Azhar berharap forum ini menjadi masukan otentik untuk DPRD dan tim penyusun RPJMD. “Diskusi ini harus menjadi dua arah. Ini bukan ruang seremonial, tapi ruang kritik dan kontribusi,” tandasnya.
Kepala Bappelitbangda Sulsel, Setiawan Aswad, yang hadir langsung dalam diskusi menyambut baik kritik dan masukan yang dilontarkan PKB. Menurutnya, forum seperti ini sangat penting untuk memperkaya substansi RPJMD agar tidak terjebak dalam pendekatan sektoral semata.
Baca Juga : PKB Sulsel Mantapkan Strategi Politik, Ratusan Kader Perempuan Dibekali Dikbar
“Kami sangat mengapresiasi forum ini. Kritik dan saran seperti ini yang kami butuhkan untuk menyempurnakan proses perencanaan pembangunan Sulsel,” ujar Setiawan.
Ia juga menegaskan bahwa tahapan RPJMD saat ini masih dalam bentuk rancangan makro strategis, dan seluruh masukan—termasuk yang disampaikan dalam forum PKB—akan menjadi catatan penting bagi tim perumus.
Diskusi strategis tersebut juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain Wakil Ketua DPRD Sulsel Fauzi A Wawo, Ketua Fraksi PKB DPRD Sulsel Zulfikar Limolang**, Ketua Komisi A DPRD Sulsel Andi Anwar Purnomo, serta perwakilan dari Yayasan BaKTI, akademisi, Musakkar dan Ayoga Fadel.
Baca Juga : Hadapi Pemilu 2029, PKB Sulsel Cetak Kader Loyalis
Diskusi lintas sektor ini menjadi penegas posisi PKB sebagai partai politik yang tidak hanya hadir di panggung elektoral, tetapi juga aktif mengawal arah pembangunan daerah secara kritis dan konstruktif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
