0%
Rabu, 15 Maret 2023 08:47

PDIP dan Gerindra Dianggap Tak Mungkin Berkoalisi karena Baku Ngotot Usung Capres

Editor : Azis Kuba
PDIP dan Gerindra Dianggap Tak Mungkin Berkoalisi karena Baku Ngotot Usung Capres
ist

Nggak mungkin membangun koalisi antara PDIP dan Gerindra kalau dua-duanya sama-sama ngotot sebagai capres

PORTALMEDIA.ID -- Seorang pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, sulit bagi wacana koalisi antara Partai Gerindra dan PDI Perjuangan pada Pemilu 2024 untuk terwujud karena kedua partai sama-sama ngotot dalam mengusung kader masing-masing sebagai calon presiden (capres).

“Nggak mungkin membangun koalisi antara PDIP dan Gerindra kalau dua-duanya sama-sama ngotot sebagai capres. Mesti ada negosiasi, mesti ada kompromi politik yang paling memungkinkan,” kata Adi, Selasa (14/3/2023) dilansir Kompas.com.

Gerindra telah mengumumkan sejak lama bahwa mereka akan mengusung sang ketua umum, Prabowo Subianto, sebagai calon presiden (capres), dan bagi Gerindra, Prabowo adalah capres yang tidak dapat digantikan.

Baca Juga : Prabowo Ajak Kader Gerindra Jadikan Kekuasaan Sebagai Alat Perjuangan Bangsa

Sementara itu, meskipun belum ada nama kandidat yang disebutkan secara spesifik, PDIP telah menegaskan bahwa mereka akan mempromosikan kader partai sebagai calon presiden.

Oleh karena itu, menurut Adi, wacana untuk menggabungkan Prabowo dengan politisi PDIP, Ganjar Pranowo, sebagai pasangan calon presiden pada pemilihan umum mendatang nampaknya tidak mungkin terjadi.

“Duet Prabowo dengan Ganjar sangat mustahil,” ujarnya.

Baca Juga : Elektabilitas PDIP Tertinggi 19,78%, Disusul Gerindra 18,50%

Apalagi, kata Adi, elektabilitas Gerindra dan Prabowo tak lebih unggul dari tingkat elektoral PDIP dan Ganjar.

Menurut Adi, elektabilitas Gerindra dan Prabowo tidak lebih unggul dari tingkat elektoral PDIP dan Ganjar. Survei yang dilakukan oleh berbagai lembaga menunjukkan bahwa Ganjar adalah kandidat capres dengan elektabilitas tertinggi, yang mencapai 30 persen.

Sebagai Gubernur Jawa Tengah, Ganjar berhasil menggeser Prabowo dari posisi teratas, sehingga Prabowo kini berada di urutan kedua bersaing dengan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Baca Juga : Situasi Dalam Negeri Memanas, Prabowo Batalkan ke China

PDIP, partai yang menaungi Ganjar, adalah partai pemenang dalam dua pemilihan umum berturut-turut. Pada Pemilu 2019, partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri itu berhasil meraih 27.053.961 suara atau 19,33 persen suara.

Banyaknya jumlah suara tersebut jauh melebihi Partai Gerindra yang hanya memperoleh 17.594.839 atau 12,57 persen suara.

Menurut Adi, sebagai partai penguasa dan satu-satunya partai yang memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold, PDI-P tidak akan memasukkan kader mereka "hanya" sebagai calon RI-2.

Baca Juga : Ganjar Ungkap Posisi Sekjen PDIP Ditunjuk saat Pelantikan

"Soal daya adaptasi dan penerimaan publik, dari segi kepartaian, dari figur, tentu PDI-P dan Ganjar jauh lebih diterima oleh publik, terutama dari angka-angka survei, ketimbang Gerindra dan Prabowo," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Redaksi Portal Media menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi@portalmedia.id atau Whatsapp 081395951236. Pastikan Anda mengirimkan foto sesuai isi laporan yang dikirimkan dalam bentuk landscape

karangan bunga makassar

Berikan Komentar
Populer