
"Saya tinggal di jalan Kumala, tapi saya punya keluarga di Barombong. Dulu, waktu masih gadis saya sering main di wilayah sini, dan memang wilayah ini seperti kota mati. Tapi semenjak ada GMTD dan pembangunan-pembangunan perumahan mulai dilakukan, wilayah ini menjadi hidup dan saya merasa menyesal tidak investasi di sini. Padahal dulu saya sempat ditawarkan sama keluarga,"ungkap Tuti sapaan akrabnya, Jumat (5/8/2022).
Namun Tuti tak tinggal diam, baginya waktu masih terus berjalan dan peluang masih ada. Kemajuan yang terjadi di wilayah Tanjung Bunga dimanfaatkannya dengan membuka kafe di Akkarena yang merupakan destinasi wisata favorit warga Makassar.
Baca Juga : Kuasa Hukum PT Hadji Kalla: Klien Kami Bukan Pihak dalam Perkara Sengketa Lahan
Akkarena berlokasi tepat di depan Mall GTC Tanjung Bunga. Jaraknya hanya sekitar 5 kilometer dari Pantai Losari. Akkarena paling asik dikunjungi di sore hari.
Menanti matahari terbenam sambil menikmati sajian yang dihidangkan sejumlah kafe, menjadi kegiatan andalan pengunjung Akkarena.
"Karena panoramanya yang indah dan lokasinya dekat dari pusat kota, pantai akkarena selalu ramai pengunjung. Saat weekend saya bisa menghasilkan sampai Rp 2 juta. Kalau hari-hari biasa biasanya Rp 500-700 ribu. Pendapatan ini sangat lumayan untuk ibu-ibu seperti saya,"ungkap Tuti.
Baca Juga : PT GMTD Resmi Kuasai 16 Hektare Lahan di Tanjung Bunga Usai Eksekusi PN Makassar
Tuti mengaku tak pernah membayangkan wilayah Tanjung Bunga akan menjadi Kota Masa Depan yang menjanjikan dan dilirik banyak orang.
"Dulu daerah sini seram sekali, sekarang deh jadi lumbung uangnya Makassar,"ucap Tuti sambil tertawa.
Tak hanya Tuti, Sapri seorang pedagang ikan keliling juga mengaku merasakan manfaat kemajuan dari wilayah Tanjung Bunga.
Baca Juga : Kota Makassar Lolos 4 Besar Seleksi Nasional Jejaring Kota Kreatif UNESCO 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News