0%
Minggu, 06 November 2022 11:19

Soal Politik Identitas, PA 212 Serang Balik PBNU

Editor : Azis Kuba
Soal Politik Identitas, PA 212 Serang Balik PBNU
ist

Menyikapi kritik tersebut dengan peribahasa 'anjing menggonggong, kafilah berlalu'.

PORTALMEDIA.ID -- Saling serang terkait politik identitas terjadi antara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan PA 212. Hal ini bermula saat PBNU mengimbau seluruh pihak menghentikan upaya menggunakan agama demi kepentingan politik sesaat.

Pernyataan itu disampaikan PBNU guna menyikapi Aksi 411 kemarin dan rencana Reuni 212. Wasekjen PBNU Rahmat Hidayat Pulungan mengatakan menggunakan agama demi kepentingan politik sesaat tidak memiliki manfaat. Menurutnya, hal itu hanya akan merugikan Indonesia sebagai bangsa dan negara.

"Untuk semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung, kita minta untuk menghentikan semua gerakan yang memecah belah kesatuan bangsa. Kedepankan politik gagasan, setop politik identitas," kata Wasekjen PBNU Rahmat Hidayat Pulungan dalam keterangannya, Sabtu (5/11/2022).

Baca Juga : Elit PBNU Kecelakaan Saat Hendak Hadiri Harlah NU di Yogyakarta

Menurut Rahmat Hidayat, politik identitas adalah aksi pembodohan kepada masyarakat. Merawat dendam hanya membuat bangsa ini kehilangan energi positifnya.

"Kita perlu persatuan. Kebersamaan akan membuat kita kuat sebagai bangsa," katanya.

Rahmat mengatakan bangsa yang besar akan mewarisi nilai-nilai kebaikan untuk generasi mudanya, bukan menanamkan energi negatif. Politik identitas adalah kejahatan politik yang pada akhirnya menjadi kejahatan kemanusiaan.

Baca Juga : Cegah Politik Identitas di Pemilu 2024, Bawaslu Sulsel : Ormas Islam Perlu Diedukasi

"Kita sebagai umat Islam harus ingat kaidah ushul fiqih yang selalu digunakan para ulama terdahulu kita yang telah bersusah payah membangun republik ini. Dar'ul mafasid, muqoddamun ala jalbi al masalih, bahwa 'Mencegah kerusakan lebih utama daripada mendatangkan kemaslahatan'," ujarnya.

Rahmat meminta semua pihak dewasa dalam menyikapi dinamika sosial yang terjadi. "Politik identitas fakta sejarahnya hanya memecah belah bangsa dan rakyat, maka mencegahnya adalah keharusan bagi kita semua," tuturnya.

Menanggapi hal ini, Sekretaris Majelis Syuro Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Ma'arif menyebut PBNU kerap mengkritik aksi massa yang digelar pihaknya. Slamet menyikapi kritik tersebut dengan peribahasa 'anjing menggonggong, kafilah berlalu'.

Baca Juga : Soal Wacana Pemilu Proporsional Tertutup, Ketum PBNU: Game ada Aturannya

"Kan dari dulu PBNU itu kalau kita yang aksi dibilangnya politik-politik begitu. Emang 'lagu'-nya dari dulu. Padahal NU sendiri yang selama bermain politik," kata Slamet saat dihubungi, Sabtu (5/11/2022) dilansir Detik.

Slamet mengklaim aksi PA 212 digelar demi kepentingan publik. Selain itu, aksi dilakukan untuk mengkritik dan mengingatkan pemerintah terkait kebijakan yang telah diambil.

"Setiap ada kebijakan pemerintah yang memang membahayakan negara, termasuk UU yang soal omnibus law, kemudian kenaikan BBM yang sekarang itu, kita pasti turun. Kita sebetulnya memang gerakan moral, untuk menjadi pengingat pemerintah, mengkritisi kebijakan pemerintah supaya tidak semena-semena," ujarnya.

Baca Juga : Ulama Tolak Utusan Khusus AS Kampanye LGBT di RI, LBHM: Agama Tak Ajarkan Diskriminasi

Menurut Slamet, NU tak paham maksud aksi yang digelar PA 212. Dia lalu mengatakan ada sejumlah gerakan massa yang melakukan unjuk rasa, bukan hanya PA 212.

"Ini dia yang NU nggak paham. Aksi akbar 1, 2, 3, dan 4 kemarin itu Bukan Hanya PA yang mengadakan, tetapi GNPR, gabungan dari beberapa ormas, dan itu rakyat. GNPR itu betul-betul gerakan moral, nggak cuma PA 212 saja. Jadi memahaminya saja sudah salah, bagaimana isinya," sambungnya.

Slamet juga menilai politik identitas merupakan hal wajar. Dia lalu menuding pihak yang tak melakukan politik identitas tak memiliki identitas.

Baca Juga : Rizieq Shihab Sebut Panitia Reuni 212 Dapat Ancaman, Difitnah hingga Dihalang-halangi

"Sesungguhnya kalau orang ngomong antipolitik identitas, itu sebenarnya dia sudah nggak punya identitas. Itu biasanya berlaku untuk kita, tapi tidak untuk yang lain," tutur dia.

"Kan tidak ada di negeri ini yang tidak pakai identitas. NU sendiri ke mana-mana bawanya Gus Dur. Identitas juga kan? PDIP dengan Sukarno-nya. Demokrat dengan SBY-nya. Sesungguhnya sah-sah saja," imbuh Slamet.

PA 212 disebut juga telah melakukan politik gagasan, seperti yang disarankan PBNU. "Gagasan-gagasan sering sudah kita sampaikan dari dulu. Persoalannya, apakah pemerintah sekarang itu mengedepankan gagasan atau selama ini hanya mengikuti kemampuan oligarki saja," kata dia.

"Jadi biarlah PBNU ngomong apa. Anjing menggonggong, kafilah berlalu. Kita tetap jadi kafilah saja, biarkan mereka jadi apanyalah, ya," sambung Slamet.

Dia juga memastikan PA 212 tetap pada rencana aksi 212. "Insyaallah (aksi reuni 212 tetap digelar). Kan kalau unjuk rasa menurut undang-undang nggak perlu pakai izin, cukup pemberitahuan. Jadi nanti kita akan buat surat pemberitahuan, ini kan bagian dari unjuk rasa," ucap Slamet.

Dia selanjutnya menanggapi kritik PBNU soal serangkaian aksi PA 212 bisa memecah belah bangsa. Slamet Ma'arif lalu balik mengkritik Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

"Yang bikin pecah belah bangsa itu sebenarnya tokoh-tokoh PBNU, seperti Menteri Agama itu, mulutnya kalau ngomong bikin pecah belah bangsa," ungkap Slamet.

Slamet menuding PBNU tengah bergerilya memecah belah bangsa. Dia pun menduga PBNU-lah yang merupakan dalang di balik pembubaran HTI hingga FPI.

"Justru orang NU sendiri yang sekarang bergerilya memecah belah anak bangsa. Termasuk NU-lah yang patut diduga menjadi otak pembubaran HTI, otak pembubaran FPI, dan otak di balik pembatalan dan pengusiran ulama yang di daerah daerah, itu yang pecah belah bangsa," sebut Slamet.

"PBNU terlalu jauh berpolitik. Pada akhirnya merasa nyaman, pada akhirnya merasa paling benar. Akhirnya ingin menyingkirkan yang lain, itu yang perlu dikoreksi dan dievaluasi PBNU," sambung dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Redaksi Portal Media menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp 0811892345. Pastikan Anda mengirimkan foto sesuai isi laporan yang dikirimkan dalam bentuk landscape

karangan bunga makassar

Berikan Komentar
Populer