0%
Minggu, 09 Juni 2024 09:27

Masalah Sampah dan Penanggulangannya

Masalah Sampah dan Penanggulangannya

Sampah masih menjadi masalah nasional di Indonesia. Pembahasan terkait sampah memang merupakan permasalahyang kompleks karena melibatkan banyak kepentingan, mulaidari warga atau individu dengan beragam aktifitas sebagaisumber munculnya sampah, pemerintah atau dinas terkaitdalam mengelola sampah sampai pada kebijakan dan peraturan negara dalam menanggapi sampah tersebut.

Faktanya, ketika kita melintasi beberapa ruas jalan, baik itu di desa maupun di perkotaan, seringkali ditemui tumpukansampah, baik itu di sisi jalan maupun pada penampungansampah sementara. Bahkan, beberapa rumah makan pada jam sibuk seringkali teramati penuh dengan sampah sisa makananataupun tisu di kolong-kolong meja.

Terlebih lagi jika kita bicara tentang tempat pembuanganakhir (TPA) sampah, sudah banyak TPA di Indonesia yang menyimpan tumpukan sampah tanpa ada pengelolaan. Misalnya di TPA Antang Makassar Sulawesi Selatan, wilayah pembuangan akhir sampah kota Makassar yang sudahdipenuhi dengan gunungan sampah. Sejak tahun 2023 TPA tersebut sudah dilaporkan over kapasitas tanpa adapenanganan yang pasti. Pada tahun yang sama bahkan TPA Piyungan di Yogyakarta ditutup karena sudah mencapaikapasitas maksimal.

Memang dibutuhkan Kerjasama semua pihak di semua lapisanMasyarakat untuk menanggulangi permasalahan sampahtersebut. Terlebih dalam menanggapi target Indonesia BersihSampah di tahun 2025 melalui pengurangan volume sampahsebesar 30�n pengelohan sampah sampai 70%, tentubukan sekedar pemerintah yang memiliki tanggung jawabdisini. Edukasi Masyarakat tentang kepeduliannya terhadapdarurat sampah ini harus selalu dilakukan, di ruang kelas ataudi balai-balai penyuluhan Desa.

Sebetulnya beberapa komunitas peduli lingkungan sudahsering kali memberikan informasi terkait penanggulangansampah ini. Komunitas seperti pandawara group yang aktifmembagikan aktifitasnya membersihkan sampah di Sungai maupun Pantai yang terkadang lokasinya ada di perkotaan. Akan tetapi, hal seperti ini akan menjadi perjuangan yang sia-sia jika Masyarakat tidak memiliki kesadaran untukmenghentikan budaya buruk terkait persampahan ini.

Edukasi Masyarakat tentang sampah

Hal paling awal sebagai langkah nyata mengurangi sampahsekarang ini ada pada Masyarakat Indonesia. Upaya dalammengedukasi Masyarakat tentang sampah yang sudah pernahdilakukan harus kembali diintensifkan. Edukasi teoritistentang jenis sampah misalnya, harus kembali ditegakkan. Sampah dapat dibagi menjadi beberapa kelompok besar, yaitusampah organik, sampah kertas, sampah plastik, sampah kacadan kaleng serta sampah B3(bahan berbahaya dan beracun).

Selain itu, hal dasar yang perlu dipahami dan diingat oleh Masyarakat adalah sumber dari sampah itu sendiri. Masyarakat terkadang tidak sadar dalam aktifitasnyamenghasilkan sampah yang semestinya dapat diminimalisir. Misalnya, selepas makan orang-orang cenderungmenggunakan tisu berlembar-lembar sampai tangannya kesat, padahal dapat diminimalisir penggunaannya dengan mecucitangan di air mengalir. Belum lagi kebiasaan membuangsampah sembarangan yang masih menjadi momok bagiMasyarakat Indonesia.

Hal lain juga adalah banyaknya sampah sisa makanan yang menjadi salah satu penyumbang sampah yang cukup besar. Makanan yang tidak habis di makan, baik itu di rumah sendirimaupun di rumah makan, ini semestinya mendapat perhatiantersendiri. Pada lingkungan rumah sendiri dapat dilakukandengan pengomposan sendiri. Akan tetapi untuk sampah sisamakanan yang tidak termakan di rumah makan atau restorandapat dikenakan denda. Seperti yang dilakukan di negara Jerman dan Swiss, pelanggan yang tidak menghabiskanmakanannya diharuskan membayar denda sesuai denganjumlah makanan yang ditinggalkan. Disini itentu terikut perandari pemerintah dalam menegakkan kebijakan dan peraturan.

Dampak Lingkungan dari Sampah

Beragam bencana alam yang terjadi di Indonesia bersumberdari sampah dan penanggulangan yang tidak tepat. Banjiryang seakan sudah menjadi Eventtahunan adalah salah satuhal yang muncul akibat sampah. Menumpuknya sampah di daerah aliran air menyebabkan air tersebut meluap ke daerahpemukiman. Sampah juga dapat menyebabkan terjadipencemaran, baik itu di tanah, air dan udara.

Sampah yang tidak dikelola dengan baik bahkan sampaimenumpuk akan menyebabkan pencemaran tanah. Senyawa-senyawa beracun dan berbahaya yang terbawa bersamasampah akan terserap masuk kedalam tanah, apalagi setelahsampah terkena air hujan. Senyawa tersebut akan mencemaritanah dan menurunkan derajat kesuburan tanah. Semakin jauhterbawa ke dalam lapisan tanah, senyawa berbahaya darisampah ini akan masuk sampai ke aliran air tanah dan mencemarinya.

Sampah yang dibuang di daerah aliran air Sungai akanmencemari perairan sekitar dan terbawa sampai ke laut. Dampaknya akan mencemari kehidupan yang ada pada perairan tersebut, biota laut akan tercemar dengan limbah dan senyawa berbahaya dan akan muncul efek laten ketika biota laut tersebut dikonsumsi oleh manusia. Pembakaran sampahdalam upaya mengurangi volume sampah juga akanmenyumbang bahan berbahaya pada udara dan semakinmemperkeruh polusi udara. Ketika sampah dibakar akanmenghasilkan bahan berbahaya yang mudah bercampurdengan udara seperti karbonmonoksida, karbon dioksida, metana dan dinitrogen oksida. Ketika udara dengan cemarantersebut dihirup, akan memicu munculnya penyakitpernapasan akut. Sementara residu pembakaran akantertinggal di tanah dan menyebabkan pencemaran yang lain.

Penanggulangan sampah dan teknologi yang mendukung

Kampanye 3 R dalam pengelolaan sampah ini sudah lama dilakukan, reduce untuk mengurangi sampah, reuse untukmemanfaatkan kembali barang yang masih bisa digunakandan recycle untuk mendaur ulang sampah. Sayangnya, kesadaran Masyarakat dalam melaksanakannya sangat rendah. Dalam menjalankan aksi seperti ini dibutuhkan kesadaranindividual dan edukasi dini kepada anak-anak agar terciptabudaya baik dalam mengatasi semakin bertambahnyapenumpukan sampah. Orang dewasa memberikan contohdalam praktik baik 3R kepada anaknya masing-masing di rumah akan memberikan dampak nyata dalam lingkungankehidupan sehari-hari. Menyediakan rambu-rambu tentangsampah di rumah, tempat sampah yang tersedia di setiapruangan, sampai pada aktifitas mengurangi sampahmerupakan contoh baik yang dapat dilakukan di lingkungankita masing-masing.

Beragam teknologi dapat dimanfaatkan dalam menanggulangisampah. Teknik komposting dengan prinsip fermentasi dapatdigunakan dalam mengurangi sampah dan merubahnyamenjadi bahan yang bermanfaat. Aplikasinya dapat dimulaidengan pemisahan jenis sampah organik dan nonorganik. Sampah organik dapak dikomposkan dengan beragam teknik, baik itu dengan teknik kompos sederhana atau denganpenambahan agen fermentasi seperti kultur mikroorganismeuntuk mempercepat laju dekomposisi. Belakangan ini sedangbanyak dikembangkan penggunaan larva Lalat Tentara Hitam atau Black Soldier Fly (BSF) dalam mengurai sampahorganik. Kompos yang dihasilkan memiliki kandungan zathara yang baik untuk pertumbuhan tanaman.

Sampah non organik yang dihasilkan dari pemilihan ini dapatmasuk dalam proses reuse jika masih dapat digunakan sepertimisalnya sampah botol plastik yang digunakan untukmembuat beragam kerajinan tangan (kursi, meja dan lainnya) atau proses recycle seperti pecahan kaca yang didaur ulangmelalui teknik pembakaran. Hal lain yang dapat dilakukanadalah dengan menggunakan insenerasi. Meski membutuhkanbiaya yang cukup besar dan prosedural yang panjang, teknik ini cukup efisien dalam mengurangi penumpukan sampah non organik.

Kebijakan dan inisiatif pemerintah dalam pengelolaansampah

Hadirnya pemerintah di lingkungan Masyarakat tentu akanmemberikan dampak positif dalam pengelolaan sampah. Penyuluhan pengelolaan sampah yang disertai denganpendampingan dan pemberian fasilitas tentu akan sangat disambut baik oleh Masyarakat. Keluhan Masyarakat pascapenyuluhan terkadang menyebutkan mereka hanya diberiinformasi teoritis tanpa ada pendampingan dalam aksi nyata di lapangan. Belum lagi soal fasilitas, tidak ada pemberianfasilitas seperti tong untuk pemilahan sampah atau pembuatanbak sampah untuk sampah organik. Kebijakan dan peraturanyang dikeluarkan oleh pemerintah harus diikuti denganpendampingan secara langsung di tengah Masyarakat.

Inisiatif lain seperti pengintensifan peran bank sampah juga dapat dilakukan. Saat ini telah hadir beberapa bank sampahyang dikelola oleh perorangan dan komunitas sampah, sepertiMall Sampah (https://www.mallsampah.com/). Layananseperti ini semestinya juga dapat didukung oleh unsurpemerintah agar semakin memasifkan gerakan pengurangansampah.

Indahnya panorama alam Indonesia akan semakin dapatdinikmati jika permasalahan sampah ini dapat diselesaikan. Kita berkaca pada negara Asia dan Eropa yang penataan kotadan pedesaannya begitu apik tanpa terganggu dengan sampah. Jepang dan Korea Selatan dengan kepatuhan warganya dalamhal pemilahan sampah dan pembuangan sampah menciptakanbrand negara yang bersih. Swiss dengan beragam program pengolahan sampahnya yang bahkan bukan hanyamenghilangkan sampah tapi juga mendapat profit dari hasilpengolahan sampahnya, seperti menghasilkan energiterbarukan yang dapat dimanfaatkan oleh semuamasyarakatnya.

Hal ini dapat tercapai jika ada kesadaran dan partisipasi aktifMasyarakat dalam mengurangi dan mengelola sampah. Konsep Circular economy sangat baik diterapkan dalamkehidupan sehari-hari, dimana pemanfaatan sumberdaya tidakberhenti pada penggunaan suatu bahan hingga menjadisampah, tetapi bagaimana menggunakan fungsi suatu sumberdaya secara berkelanjutan tanpa menghasilkan sampah yang tidak berguna.

 

Kolom Populer